Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasar saham negara berkembang melemah pada Senin (10/3), dengan saham China dan Hong Kong tertekan oleh kekhawatiran deflasi.
Sementara sebagian besar mata uang turun di tengah fokus pada kebijakan tarif Amerika Serikat.
Indeks MSCI untuk saham pasar berkembang turun 1,1% pada pukul 08:50 GMT, dengan saham unggulan China turun 0,4% dan indeks utama Hong Kong anjlok 1,9%.
Tekanan di pasar semakin meningkat setelah data menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) China mengalami penurunan paling tajam dalam 13 bulan pada Februari, sementara deflasi harga produsen masih berlanjut.
"Penurunan tajam ini disebabkan oleh distorsi akibat liburan dan diperkirakan akan mereda dalam beberapa waktu ke depan. Harga kemungkinan mulai stabil," tulis analis Citi dalam catatan risetnya.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,57% ke 6.598 pada Senin (10/3), INCO, ANTM, MDKA Top Losers LQ45
Mereka menambahkan bahwa pemulihan permintaan domestik dapat menjadi kunci dalam menstabilkan inflasi.
Namun, "pemulihan signifikan dalam kepercayaan konsumen mungkin masih memerlukan beberapa bulan, tergantung pada stabilisasi sektor properti."
Pemerintah China pekan lalu berjanji akan meningkatkan upaya untuk mendorong konsumsi di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan AS.
Mata Uang Pasar Berkembang Melemah
Indeks mata uang pasar berkembang juga turun 0,3%, dengan yuan China melemah 0,3% dalam perdagangan luar negeri.
Di Eropa Tengah dan Timur, mata uang melemah terhadap euro, dengan zloty Polandia turun sekitar 0,2%.
Bank sentral Polandia dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneter pada pekan ini.
Sementara itu, di Rumania, otoritas pemilu melarang calon presiden dari kelompok sayap kanan pro-Rusia, Calin Georgescu, untuk mengikuti pemilihan ulang pada Mei mendatang.
Baca Juga: Bursa Asia Dibuka Bervariasi di Pagi Ini (10/3), Pasar Menanti Data China
Rand Afrika Selatan Turun, Fokus pada Pidato Anggaran
Di Afrika, rand Afrika Selatan melemah 0,6% terhadap dolar AS menjelang pidato anggaran nasional yang dijadwalkan minggu ini.
Pidato anggaran sebelumnya sempat ditunda karena perdebatan dalam pemerintahan koalisi mengenai rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar dua poin persentase.
Tarif AS dan Risiko Resesi
Di AS, investor masih mengamati potensi perlambatan ekonomi. Presiden Donald Trump menolak untuk berspekulasi apakah AS akan menghadapi resesi, meskipun kebijakan tarifnya telah memicu volatilitas pasar.
Trump baru-baru ini menangguhkan tarif 25% terhadap barang Kanada dan Meksiko, yang sebelumnya mulai berlaku pada 4 Maret, setelah sebelumnya menundanya selama satu bulan sejak awal tahun ini.
Investor kini menanti laporan inflasi konsumen AS yang akan dirilis pada 12 Maret, yang dapat memberikan petunjuk terkait kebijakan suku bunga The Fed.
Menurut data LSEG, pelaku pasar saat ini memperkirakan tiga kali pemotongan suku bunga masing-masing 25 basis poin hingga akhir tahun, dibandingkan dengan perkiraan awal sebanyak dua kali pemotongan di awal 2025.
Selanjutnya: Promo PSM Alfamart 8-15 Maret 2025, Promo Kurma Diskon hingga Rp 39.910
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart 8-15 Maret 2025, Promo Kurma Diskon hingga Rp 39.910
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News