Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) Group kembali mencatatkan rekor nilai transaksi komoditi unggulan Indonesia, timah, yang mencapai lebih dari Rp 13 triliun. Harga timah ICDX juga tercatat mencetak rekor harga tertinggi yakni US$ 41.000 pada akhir November lalu, di atas harga timah London Metal Exchange (LME).
Selain itu, hingga awal Desember ini, transaksi bilateral ICDX mencapai 8.02 juta lot settled. ICDX mencatat emas, valuta asing, dan crude oil masih menjadi produk yang paling banyak diminati. Hal ini terlihat dari produk dengan nilai transaksi terbesar yakni emas sebesar 3,94 juta lot settled, diikuti oleh valuta asing sebesar 2,66 juta lot settled, dan crude oil 593.527,80 lot settled.
Vice President of Membership ICDX Yohanes F Silaen mengatakan, ICDX memperkirakan hingga akhir tahun, transaksi bilateral dapat mencapai 8,5 juta lot. Agar bisa mencapai target tersebut, ia menyadari bahwa hal tersebut juga tidak lepas dari dukungan para anggota ICDX yang terdiri dari pialang dan pedagang. "Oleh karena itu, ke depannya kami akan fokus untuk pengembangan pasar dan sinergi industri,” kata Yohanes dalam keterangan tertulis, Selasa (7/12).
Baca Juga: Meneropong peluang perdagangan karbon di Indonesia
Salah satu pialang dengan transaksi tertinggi adalah PT Global Kapital Investama Berjangka & PT Monex Investindo Futures. Keduanya merupakan pialang yang transaksinya mendekati dan di atas satu juta lot.
Pada dasarnya produk yang ditransaksikan dalam perdagangan bilateral merupakan produk derivatif atau produk turunan yang mengacu ke produk yang ditransaksikan di Bursa luar negeri. Kebanyakan produk tersebut merupakan produk-produk yang populer dan sudah ditransaksikan secara luas secara global.
Berdasarkan analisa ICDX, produk emas, valuta asing, dan crude oil tetap akan menjadi andalan mengingat volatilitasnya yang tinggi. Produk-produk tersebut cukup diminati karena memiliki fluktuasi yang besar dalam pergerakan harga hariannya. Fluktuasi tersebut memberikan peluang bagi nasabah yang bertujuan untuk spekulasi.
ICDX meyakini ketiga produk tersebut tetap yang paling banyak ditransaksikan di pialang hingga akhir tahun. Selain itu, melihat kondisi ekonomi global yang sudah mulai pulih pada 2021 menjadikan fungsi emas sebagai safe haven sedikit berkurang.
Namun melihat ancaman adanya varian Covid-19 baru, Omicron, berpotensi menghambat pemulihan ekonomi global, sehingga tidak menutup kemungkinan emas masih akan menjadi pilihan investasi bagi para investor.
“ICDX berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem dan infrastruktur kami sehingga aksesibilitas produk komoditas semakin tinggi, dan mendorong pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi. Kami juga akan bersinergi dengan regulator kami, BAPPEBTI, dalam memberikan edukasi dan sosialisasi, bagi para pialang dan investor,” imbuh Yohanes.
Baca Juga: Harga timah di pasar fisik BBJ sentuh level tertinggi sepanjang masa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News