Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kilau harga emas kembali berpendar setelah pada pertemuan FOMC Kamis (22/9) dini hari, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya. Dukungan lainnya bagi harga emas juga datang dari keraguan pasar akan prospek ekonomi Jepang ke depannya pasca rapat Bank of Japan kemarin.
Mengutip Bloomberg, Kamis (22/9) pukul 16.25 WIB harga emas kontrak pengiriman Desember 2016 di Commodity Exchange melesat 0,36% di level US$ 1.336,30 per ons troi dibanding hari sebelumnya. Harga emas bahkan sudah terbang 1,38% dalam sepekan terakhir.
Nanang Wahyudin, Analis PT Finex Berjangka mengatakan penahanan suku bunga The Fed adalah pemicu utamanya. Ditambah lagi The Fed memberikan proyeksi negatif akan prospek ekonomi pada tahun 2017 mendatang. Sebelumnya bank sentral AS optimis kenaikan suku bunga bisa naik tiga kali di tahun depan, namun dalam rapat FOMC kemarin dipangkas menjadi hanya dua kali.
“Tentunya proyeksi ini berkaca dari ketidakmampuan The Fed mempertahankan laju kenaikan suku bunga di tahun 2016 yang diprediksi setidaknya bisa naik tiga kali,” jelas Nanang.
Kenyataannya, The Fed hanya tinggal memiliki peluang satu kali pada rapat FOMC akhir tahun nanti. Itu pun sampai saat ini pasar masih ragu bisa terjadi mengingat belum solidnya sajian data ekonomi AS terutama sektor tenaga kerjanya.
Namun memang Nanang melihat kenaikan harga emas perlahan mengempis setelah di awal perdagangan melesat tajam. Hal ini merupakan pergerakan wajar setelah pasca hasil FOMC dirilis, harga emas terbang ke level tertingginya sejak 9 September 2016 lalu.
Pasalnya saat ini yang mendukung harga si kuning tidak hanya datang dari AS tapi juga Jepang. “Secara garis besar, ekonomi global kembali mengecewakan pasar efeknya emas sebagai safe haven berpendar terang,” ujar Nanang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News