Reporter: Maggie Quesada Sukiwan | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Para analis menilai, harga emas kesulitan menembus US$ 1.200. Sebab, harga emas terjungkal ekspektasi kenaikan suku bunga Amerika.
Di pasar spot Kamis (11/6) pukul 14.57 WIB, harga emas kontrak pengiriman Agustus 2015 mencapai US$ 1.182,8, turun tipis sebesar 0,32% ketimbang sehari sebelumnya.
Sebaliknya, berdasarkan situs resmi PT Aneka Tambang Tbk www.logammulia.com, harga emas batangan tercatat Rp 555.000, naik Rp 2.000 dibandingkan sehari sebelumnya.
Alwi Assegraf, Analis PT SooGee Futures menilai, harga emas sulit menembus level psikologis atawa konsolidasi baru di angka US$ 1.200. Sebab, belum ada sentimen kuat yang mampu mendongkrak harga emas.
Apalagi spekulasi kenaikan suku bunga AS oleh Bank Sentral Amerika alias The Fed kian kuat. Menguatnya dollar AS akan menjadi sentimen negatif bagi harga emas.
Apalagi Kamis (11/6) malam, AS akan merilis tiga data perekonomiannya. Misalnya saja data Core Retail Sales yang diprediksi sebesar 0,7%, lebih bagus dari posisi bulan April yang mencapai 0,1%. Ada pula data Retail Sales AS per Mei 2015 yang diproyeksikan berkisar 1,1%, lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang tercatat 0%. Lalu data klaim pengangguran alias Unemployment Claims yang dinilai bertengger di angka 277.000 orang, naik ketimbnag posisi minggu sebelumnya yang mencapai 276.000 orang.
Jika realisasi data kinerja AS tersebut baik, maka besar peluang dollar AS kembali naik dan berimbas pada eksekusi rencana kenaikan suku bunga.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Tonny Mariano, Analis PT Esandar Arthamas Berjangka . Spekulasi kenaikan suku bunga AS menutup efek positif dari krisis Yunani. Umumnya, di kala krisis, para investor akan mengamankan asetnya dalam bentuk emas yang menjadi safe heaven asset.
“Kasus Yunani yang dapat menaikkan harga emas dibatasi oleh ekspektasi terkereknya The Fed,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News