Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penguatan emas terhenti pada perdagangan Senin (22/1). Meski pekan lalu komoditas logam mulia ini masih mampu bertahan, tetapi hari ini emas kalah saing dengan kenaikan imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun.
Mengutip Bloomberg, Senin (22/1) pukul 16.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman Februari 2018 di Comex-AS turun 0,17% ke level US$ 1.330,80 per ons troi. Jika dibandingkan sepekan sebelumnya, harga emas melemah sekitar 0,47%.
“Kondisi ini terjadi di tengah menguatnya imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang naik sampai 2,6%,” ungkap Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures kepada Kontan.co.id, Senin (22/1).
Seharusnya, penutupan pemerintahan AS cenderung mendorong penguatan emas, namun pelaku pasar lebih memperhatikan rekor kenaikan imbal hasil obligasi AS. Sepertinya investor beranggapan shutdown pemerintahan ini tidak perlu dikhawatirkan karena yang sudah-sudah tidak pernah berlangsung lama. Maksimal penutupan hanya mencapai dua pekan.
Kata Deddy, obligasi AS menjadi lebih menarik, karena sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS. Belum lama ini Gubernur Fed Cleveland Loretta Mester kembali mengemukakan bahwa bank sentral perlu menaikkan suku bunga antara tiga hingga empat kali pada tahun ini dan tahun depan. Optimisme di tengah terhentinya pemerintahan inilah yang akhirnya kembali mengangkat indeks dollar AS.
“CME Group probabilitas kenaikan suku bunga di bulan Maret sudah mencapai 67%," imbuhnya.
Sementara, Alwi Asegaff, analis PT Global Kapital Investama Berjangka lebih melihat pelemahan emas kali ini, karena koreksi teknikal setelah harganya naik terlalu tinggi. Menurutnya, sepanjang 2017, logam mulia sudah naik hingga 14%.
Kata Alwi, pelemahan ini tidak akan terjadi dalam waktu yang lama. “Ada peluang harga turun sampai US$ 1.300 per dollar AS tetapi ini tidak akan mengubah tren positif emas,” katanya.
Ia tetap beranggapan di awal tahun emas tetap dilingkupi sentimen positif seiring perayaan tahun baru China pada Februari mendatang. Jangka panjang tren emas masih bullish, karena potensi kenaikan permintaan fisik di china.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News