Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih dalam tren positif, pergerakan harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tetap dibayangi rencana kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserves. Jika suku bunga dinaikkan, maka dollar AS akan turut menguat, sehingga menyebabkan kejatuhan emas di pasar global. Analis memperkirakan hal itu juga bisa berdampak pada pergerakan harga emas Antam.
“Kalau misalnya emas spot turun tajam ini akan berpengaruh ke emas Antam,” ujar Alwi Assegaf, analis PT Global Kapital Investama Berjangka kepada Kontan.co.id, Selasa.
Hanya saja, kata Alwi, kejatuhannya tidak akan terlalu dalam, karena pasar sudah melakukan antisipasi sejak jauh hari. Ia melihat masih ada penahan kejatuhan harga emas di pasar global. Penentunya adalah berapa kali kenaikan suku bunga akan dilakukan tahun ini. Kalau kenaikan suku bunga hanya akan dilakukan tiga kali, maka harga emas bisa berbalik menguat.
Sementara, Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoint Futures melihat, saat ini pasar masih menanti pernyataan yang akan disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell mengenai kebijakan Bank Sentral selanjutnya dan prospek ekonomi AS. Kalau ternyata itu direspons positif bisa jadi rupiah akan melemah dan emas Antam akan melambung.
“Kalau rupiah menyentuh level Rp 13.800, maka harga emas Antam akan melonjak,” katanya.
Namun ketika suku bunga acuan diumumkan, besar kemungkinan harga emas akan melemah sesaat. Menurut Deddy, selama harga emas Antam belum mampu menembus level Rp 645.000 per gram, maka ada peluang dalam waktu dekat harganya akan terkoreksi.
Mengutip situs www.logammulia.com pada Selasa (20/3), harga jual emas Antam tercatat naik 0,31% ke level Rp 643.000 per gram dan harga jual kembali alias buyback menguat 0,35% menjadi Rp 573.000 per gram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News