Reporter: Narita Indrastiti, Avanty Nurdiana, Sunarti Agustina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Aksi obral aset PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) kembali terjadi. Kali ini, ELTY akan menjual dua aset di Bali dan Bukit Jonggol. Total transaksi ini Rp 2,9 triliun.
Aset ELTY di Bali yang dilego adalah Nirwana Bali Resort. Seorang sumber KONTAN yang mengetahui transaksi itu mengatakan, kesepakatan perjanjian seluruh aset ini telah memasuki tahap akhir. Seperti yang diberitakan KONTAN sebelumnya, pembelinya adalah Grup MNC.
Bahkan, bisik dia, aset Nirwana Bali seluas 103 hektare (ha) di Tanah Lot, Bali sudah dijual seluruhnya ke Grup MNC. Transaksi ini terungkap dalam laporan keuangan ELTY tahun 2012. Pada 15 April 2013, anak usaha ELTY, yakni PT Bakrie Nirwana Semesta (BNS) dan Sugilite Company Limited (SCL) diketahui telah melakukan perjanjian jual beli saham Bali Nirwana dengan PT Pratama Prima Investama.
Sumber tersebut bilang, Pratama Investama merupakan pihak yang masih terafiliasi dengan Grup MNC. Ia mengungkapkan, penjualan aset itu dilakukan dalam dua tahap yakni tahap pertama sebesar 49% pada Mei 2013 dan sisanya 51% pada Juni ini.
Nah, kepemilikan di Nirwana Bali dialihkan MNC kepada PT Pratama Prima Investama sebesar 75% saham dan 25% ke PT MNC Land Tbk (KPIG).
Total nilai transaksi tersebut mencapai Rp 1,9 triliun. Nilai penjualan itu sudah termasuk beban utang Nirwana Bali yang harus ditanggung pihak pembeli sekitar Rp 400 miliar. Jadi dana kas yang masuk ke ELTY hanya Rp 1,5 triliun.
Budi Rustanto, Wakil Direktur dan Sekretaris Perusahaan MNC Land membenarkan, adanya transaksi tersebut. Dia bilang, saat ini MNC Land memang masih bernegosiasi dengan ELTY tentang akuisisi tersebut.
Namun, menurut Budi, tahapan negosiasi yang dilakukan MNC Land belum selesai secara legal. Masih ada beberapa tahapan yang harus diselesaikan perseroan ini. "Ini masih confidential sifatnya dan masih berjalan," jelas dia kepada KONTAN, Rabu (26/6).
Sumber KONTAN juga mengamini, transaksi ini masih dalam proses perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) dan belum masuk ke surat akta jual beli (AJB).
Budi bilang, KPIG tertarik mengakuisisi Bali Nirwana karena sudah memiliki fasilitas yang lengkap. Jika transaksi ini lancar, MNC Land akan merenovasi hotel dan lapangan golf Bali Nirwana. "Ya landbank-nya kan juga masih banyak. Jadi bisa dikembangkan. Bisa menjadi peluang destinasi untuk orang datang kesana," kata dia.
Namun, Budi enggan membeberkan, sumber dana akuisisi ini. Yang pasti, MNC ingin menjadi pemilik resmi Bali Nirwana pada tahun ini.
Transaksi Bukit Jonggol
Kabar terbaru lainnya, ELTY kembali menjual lahan di PT Bukit Jonggol Asri (Sentul Nirwana) kepada PT Sentul City Tbk (BKSL). Sebelumnya, BKSL telah menambah 15% saham di Bukit Jonggol sehingga kepemilikan menjadi 65%. Kali ini, BKSL akan menambah 20% saham di Bukit Jonggol sehingga kepemilikan saham BKSL menjadi 85%. Sumber yang sama menambahkan, nilai akuisisi 20% saham ini sebesar Rp 700 miliar. Jauh lebih besar dari akuisisi 15% saham sebelumnya yang Rp 300 miliar.
Bukit Jonggol memiliki total lahan 12.000 ha. Jika penjualan aset ini kelar, ELTY tinggal mengapit 1.000 ha lahan.
Wakil Presiden Direktur BKSL, Andrian Budi Utama mengaku, memang ada rencana untuk membeli mayoritas Bukit Jonggol. Namun sekarang BKSL sedang mengkaji rencana tersebut. "Tujuan ke depan kami adalah sinergi pengembangan kawasan Sentul," kata dia kepada KONTAN. Andrian juga enggan menyebut nilai akuisisi tersebut.
Tapi, BKSL telah menerbitkan surat utang US$ 33 juta. Surat utang dibeli oleh Winter Capital Pte dengan bunga tetap 12% per tahun. Tenor surat utang tersebut selama dua tahun dan jatuh tempo 28 Juni 2015. BKSL menggunakan Bukit Jonggol sebagai jaminan.Meski berbunga tinggi, Andrian menilai, masih wajar.
Janson Nasrial, pengamat pasar modal mengatakan, penjualan aset Bakrieland ini menjadi salah satu upaya yang cukup bagus bagi ELTY untuk melunasi utang. Soalnya, utang ELTY termasuk besar dibandingkan emiten properti lain.
Menurut Janson, aset menarik ELTY adalah Bukit Jonggol. "Kalau ELTY jual semua di Bukit Jonggol, ELTY menjadi kurang menarik," kata dia. Harapan satu-satunya, ELTY hanya pada apartemen. Transaksi ini, menurut Janson, masih belum akan mengerek saham ELTY secara positif. Sebab investor ragu dengan likuiditas ELTY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News