kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Elnusa Jajaki Opsi Pendanaan US$ 49 Juta


Jumat, 19 Februari 2010 / 10:08 WIB
Elnusa Jajaki Opsi Pendanaan US$ 49 Juta


Reporter: Dian Pitaloka Saraswati, Abdul Wahid Fauzi | Editor: Test Test

JAKARTA. PT Elnusa Tbk (ELSA) berencana menggelar ekspansi pada tahun ini. Anak usaha PT Pertamina ini bakal memperkuat bisnisnya di sektor hulu (upstream) minyak bumi. Demi memuluskan rencana tersebut, Elnusa mematok anggaran belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 70 Juta.


Vice President Corporate Secretary ELSA Heru Samodra mengatakan, sebanyak 30% hingga 40% total kebutuhan belanja modal tersebut akan ditutup dari kas internal. "Sisanya dari eksternal," katanya kepada KONTAN. Artinya, emiten berkode saham ELSA ini masih harus mencari pendanaan sekitar US$ 42 juta-US$ 49 juta.


Menurut Heru, ada dua opsi pendanaan yang tengah dipertimbangkan, yaitu pinjaman perbankan atau penerbitan obligasi. Hingga kini ELS belum memutuskan opsi yang akan dipilih. "Semua pendanaan harus mempertimbangkan situasi dan kondisi pasar," imbuhnya.
Nantinya, sebesar US$ 55 juta dari anggaran belanja modal itu akan dipakai untuk investasi baru di sektor jasa hulu. Ini meliputi integrated geosaince, drilling, dan oilfield service. Tujuannya adalah meningkatkan kompetensi ELSA pada bidang marine seismic. Maklum, bisnis ini sangat menggiurkan.


Pendapatan naik 29%


Melalui ekspansi usaha tersebut, ELSA berharap bisa mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,46 triliun pada tahun ini. Jumlah ini naik 29% ketimbang target pendapatan pada tahun lalu. Bisnis inti jasa hulu migas terintegrasi menjadi andalan, dengan target penerimaan Rp 2,79 triliun. Dari jumlah itu, sekitar Rp 1,44 triliun berasal dari unit bisnis geoscience.


Sekedar mengingatkan, tahun ini ELSA sudah berhasil mengantongi kontrak jasa geoscience senilai US$ 47,9 juta. Nilai kontrak ini sudah termasuk kontrak baru 3D land seismic geoscience untuk pengerjaan di wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, sebesar US$ 2,8 juta.


Jordan Zulkarnaen, pengamat pasar modal, menilai rencana ELSA menggenjot bisnis hulu sangat menguntungkan seiring naiknya harga komoditas. ELSA juga bisa memacu tingkat produksinya. Walhasil, rencana pencarian dana eksternal bukan menjadi hal yang sulit. "Bisnisnya masih menjanjikan," pungkas Jordan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×