Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah melakukan kerja sama dalam bidang elektrifikasi kendaraan dan bahan bakar Carbon Neutrality (CN) termasuk biofuel. Kemenperin juga fokus untuk mengurangi emisi dengan menggenjot promosi kendaraan HEV, PHEV, dan BEF.
Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda melihat dampak kerja sama tersebut terhadap emiten otomotif akan membawa dampak positif untuk emiten otomotif di Indonesia. Hal itu karena dapat membawa peluang bisnis bagi emiten yang memproduksi kendaraan listrik serta komponennya.
"Selain itu juga mendukung transfer teknologi dan pengembangan teknologi elektrifikasi kendaaraan di Indonesia," kata Vicky kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).
Vicky juga mengatakan kebijakan Kamenperin untuk mengurangi emisi dengan menggenjot promosi kendaraan HEV, PHEV, dan BEV juga akan berpengaruh positif untuk emiten otomotif. Menurutnya hal itu dapat meningkatkan permintaan kendaraan HEV, PHEV, maupun BEV.
"Emiten yang jelas akan terpapar sentimen positif tersebut yaitu ASII, IMAS, AUTO," ujarnya.
Baca Juga: APM Mobil Listrik Geber Ekspansi Jaringan Diler Baru
Menurut dia, ketiga emiten tersebut memiliki prospek yang cerah dengan adanya kebijakan dari pemerintah. Selain itu jika melihat secara historical juga rata-rata dari ketiga emiten tersebut mencatatkan kinerja positif.
"Sehingga kami memperkirakan ke depannya ketiga emiten tersebut dapat terus bertumbuh pada kinerjanya dengan kebijakan tersebut," ungkap dia.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas juga melihat dengan hadirnya berbagai jenis mobil listrik baru khususnya dari berbagai merek baru, hal tersebut tentu akan membantu meningkatkan penjualan. Di sisi lain, pemerintah juga tengah gencar mendorong fase transisi.
"Pemerintah juga memiliki tanggung jawab untuk mendorong fase transisi ini, namun di satu sisi kami tidak meyakini tidak akan emudah itu prosesnya akan terjadi," jelasnya.
Baca Juga: Melihat Prospek Saham Emiten Otomotif di Tengah Penurunan Penjualan Kendaraan
Meski begitu, Nico mencatat tahun 2024 ini penjualan mobil listrik terus meningkat. Pada bulan Januari hingga Mei 2024, penjualan tercatat sebanyak 9.729 unit atau naik 109,68% dibandingkan periode sebelumnya yang hanya 4.640 unit.
Kenaikan penjualan ini menurut Nico juga didukung oleh masifnya beragam jenis produk dan diskon khususnya dari merek-merek baru. Selain itu dorong dari pemerintah bagi emiten otomotif yang sudah melakukan diversifikasi ke arah kendaraan listrik, serta menjadi bagian dalam rantai ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, maka hal tersebut sangat berdampak positif.
"Karena para emiten tersebut sedianya ikut melakukan transisi juga agar tidak ketinggalan untuk menjaga prospek di masa yang akan datang," ucapnya.
Melihat hal tersebut, Nico merekomendasikan untuk buy pada PT Astra International Tbk (ASII) dengan target harga Rp 5.800. Sementara Vicky merekomendasikan untuk trading buy pada PT Astra International Tbk (ASII) dengan target Harga Rp 4.880, trading buy pada PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) dengan target Harga Rp 2.080 dan wait and see pada PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News