Reporter: Avanty Nurdiana, Adisti Dini Indreswari | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rencana PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) mengambil saham PT Indosiar Karya Media Tbk (IDKM) akan segera terwujud. Kedua manajemen telah menyetujui EMTK akan membeli 27,24% atau setara dengan 551,71 juta saham IDKM. Artinya induk usaha dari PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) akan menjadi pemegang saham mayoritas IDKM.
Susanto Suwarto Direktur EMTK menjelaskan pada tanggal 1 Maret 2011 kemarin telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan PT Prima Visualindo, pemegang saham mayoritas IDKM. Harga pembelian saham IDKM berada di Rp 900 per saham. Sehingga total pembelian saham Prima Visualindo sebesar Rp 496,54 miliar. "Tujuan pengambilalihan saham untuk mengendalikan IDKM," ujar dia dalam keterbukaan informasi di BEI.
Hal tersebut juga diungkapkan oleh L Suparman Kuasa Direksi PT Prima Visualindo. "Kami sedang merencanakan untuk menjual 27,24% saham IDKM miliknya kepada EMTK," kata dia kemarin dalam keterbukaan informasi di BEI.
Harga pembelian saham IDKM masih jauh lebih rendah dari harga perdagangan terakhir 21 Februari 2011 di level Rp 1.010 per saham. Namun harga tersebut masih lebih tinggi 11,8% dari harga rata-rata IDKM tiga bulan terakhir. Yaitu sebesar Rp 805 per saham.
Menurut Titi Maria Rusli Sekretaris Perusahaan EMTK, penentuan harga tersebut berasal dari manajemen. "Kami masih belum resmi menunjuk penilai perusahaan," tutur dia kemarin (03/03) kepada KONTAN.
Karena akan menjadi pengganti Prima Visualindo menguasai saham IDKM. EMTK berkewajiban melakukan penawaran tender alias tender offer pada pemegang saham yang lain. Selain Prima Visualindo, saham IDKM lainnya dimiliki oleh Citibank Singapore S/A BK Julius Baer&Co Ltd sebanyak 8,5% dan sisanya dimiliki oleh masyarakat.
Pinjam bank
Jumlah saham IDKM yang beredar di pasar sampai dengan 31 Januari 2011 sebanyak 2,02 miliar saham. Menurut Titi, mereka akan membayar dengan harga yang sama di Rp 900 per saham. Artinya dalam aksi ini, EMTK harus menyediakan dana sebesar Rp 1,82 triliun. "Kalau semua pemegang saham akan menjual sahamnya maka kami harus menyediakan dana sebesar itu," ujar dia.
Menurut Titi, mereka akan menggunakan dana dari kas internal dan pinjaman perbankan. "Saat ini kami masih menjajaki beberapa perbankan," papar dia. Sampai dengan laporan keuangan 30 September 2010 dana kas EMTK mencapai Rp 1,18 triliun.
EMTK sampai saat ini juga masih belum menentukan waktu pelaksanaan tender offer. "Nanti kalau proses uji tuntas EMTK sudah selesai kami akan segera melaksanakan tender offer," ucap Titi. EMTK sendiri berharap pembelian saham Prima Visualindo akan selesai dalam 8 minggu sejak 1 Maret 2011.
Analis Indo Premier Securities, Ikhsan Binarto menilai, setelah EMTK melakukan tender offer keuangan EMTK akan tertekan. Sebab, kebutuhan dana untuk tender offer terbilang besar. Namun, jangka panjang masih bagus. "Market share SCTV dan Indosiar dibanding stasiun televisi milik MNC Group dan Trans Corp masih bagus," kata dia.
Ikhsan menyarankan pemegang saham IDKM tidak melepas kepemilikan saham IDKM saat tender offer. Sebab, harga tender offer lebih rendah dari harga pasar. "Kalau dilepas rugi dong," kata Ikhsan. Apalagi, dia menduga prospek stasiun televisi baru hasil merger SCTV dan Indosiar dinilai bagus. Bisnis pertelevisian masih akan cerah. Belanja iklan juga menurut Ikhsan masih akan besar.
Setelah suspensi saham IDKM dibuka, Ikhsan memprediksi harga sahamnya akan jatuh di Rp 900 per saham. Sedangkan saham EMTK diprediksi naik sampai level Rp 1.400. Ketika disuspensi pada 21 Februari 2010, harga saham EMTK dan IDKM Rp 1.340 dan Rp 1.010.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News