Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
KUALA LUMPUR. Harga minyak sawit alias crude palm oil (CPO) masih melandai di akhir pekan ini. Dalam sepekan, harganya pun terpapas sekitar 0,2%. Koreksi yang terjadi di pekan ini telah memangkas persentase kenaikan yang sebelumnya terjadi di sepanjang bulan ini.
CPO untuk pengiriman Juli di Malaysia Derivatives Exchange melorot 0,3% ke posisi RM 3.488 atau setara US$ 1.143 per metrik ton. Kontrak yang sama bergulir ke level RM 3.493 pada pukul 12.06 di Kuala Lumpur. Namun, harga minyak sawit tercatat masih menguat 1,7% di sepanjang April ini.
Isu utama yang menekan harga minyak sawit pada pekan ini, yaitu penurunan permintaan ekspor dan spekulasi meningkatnya produksi Malaysia. Ekspor diprediksi surut lantaran harga minyak sawit sudah kemahalan. Surveyor Intertek melaporkan, ekspor Malaysia dalam 25 hari di bulan April turun 2,9% menjadi 1,04 juta ton dibanding periode yang sama bulan lalu.
Gnanasekar Thiagarajan, Direktur Commtrendz Risk Management Services Pvt. Ltd. menyebut, harga memang harus turun dulu, supaya orang mau membeli secara agresif. "Pada level sekarang ini, baik India maupun Cina akan nyaman untuk membeli, kecuali ada semacam krisis yang terjadi," ujarnya di Mumbai.
Meski begitu, sejatinya, harga CPO sudah reli signifikan sepanjang bulan ini, karena permintaan ekspor diekspektasi naik, dan ada kekhawatiran panen kedelai di Amerika Selatan turun. Hal itu dinilai akan menyebabkan stok minyak nabati global menjadi seret.
Kontrak CPO teraktif sempat mencapai level RM 3.628 pada 10 April lalu. Itu harga tertinggi sejak Maret 2011.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News