Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KUALA LUMPUR. Harga kontrak crude palm oil (CPO) mendaki ke level tertinggi dalam sebulan terakhir.
Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Juni menanjak sebesar 1,4% menjadi 2.477 ringgit atau US$ 794 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Ini merupakan level harga tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 25 Februari lalu. Pada pukul 12.20 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di posisi 2.474 ringgit.
Kenaikan harga CPO dipicu oleh spekulasi investor bahwa ekspor Malaysia akan mengalami peningkatan. Di sisi lain, terjadi penurunan hasil produksi. Kondisi ini akan memangkas cadangan CPO di negara produsen kelapa sawit kedua terbesar dunia, setelah Indonesia.
Sekadar informasi, Societe Generale de Surveillance memprediksi, tingkat ekspor CPO Malaysia akan naik 14% menjadi 922.987 ton pada 20 hari pertama bulan ini dari periode yang sama pada Februari.
Sementara, data Malaysian Palm Oil Board menunjukkan, cadangan CPO jatuh 7,2% menjadi 2,44 juta ton pada Februari dari posisi tertingginya di sepanjang sejarah di level 2,63 juta ton pada Desember.
"Tingkat ekspor memberikan sinyal positif dan hal itu bagus bagi pasar CPO. Namun, kami memprediksi kita masih akan mengalami periode produksi CPO rendah, sehingga pada Maret ini, cadangan CPO akan turun sedikit tajam," papar Arhnue Tan, analis Alliance Investment Bank Bhd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













