Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek dan ekspektasi pelaku pasar atas kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang lebih cepat membuat dolar AS menguat. Dampaknya, rupiah dalam sepekan ini tercatat melemah.
Mengutip Bloomberg, Jumat (21/1), rupiah menguat 0,03% ke Rp 14.336 per dolar AS. Dalam sepekan rupiah melemah 0,28%. Sementara, kurs Jisdor Bank Indonesia (BI), menguat 0,04% ke Rp 14.347 per dolar AS sore ini. Dalam sepekan kurs rupiah Jisdor melemah 0,26%.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, pemicu pelemahan rupiah adalah penguatan dolar AS setelah imbal hasil yield US Treasury naik. Sentimen yang memicu hal tersebut adalah ekspektasi pelaku pasar pada kenaikan suku bunga AS yang lebih cepat dan tinggi.
Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.347 per Dolar AS pada Jumat (21/1)
Selain itu, pelaku pasar juga menghindari aset berisiko seperti rupiah selama sepekan ini. Penyebabnya, pelaku pasar kembali khawatir terhadap penyebaran kasus omicron. Ditambah lagi, terjadinya kisruh geopolitik Ukraina dan Rusia serta Uni Emirat Arab dan Iran.
Sementara, keputusan BI mempertahankan suku bunga di 3,5% hanya sesaat membawa rupiah menguat di akhir pekan. Sedangkan, Ahmad Mikail Zaini, Ekonom Sucor Sekuritas mengatakan, rupiah belum bisa menguat di pekan ini karena mendapat sentimen negatif dari ekspor Desember 2021 turun 2,04% secara bulanan menjadi US$ 22,38 miliar.
Mikail memproyeksikan pergerakan rupiah di pekan depan cenderung akan melemah jelang penantian hasil Federal Open Market Commiittee (FOMC) yang diproyeksikan hawksih.
Mikail mengekspektasikan rupiah akan bergerak berada di Rp 14.390 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS pekan depan. Sementara, Faisyal memproyeksikan rentang rupiah di pekan depan berada di Rp 14.270 per dolar AS-Rp 14.400 per dolar AS.
Baca Juga: IHSG Melonjak 1,50% ke 6.726 Hingga Akhir Perdagangan Jumat (21/1)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News