Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Hanson International Tbk (MYRX) mencari tambahan modal untuk menggarap proyek propertinya. Perseroan akan menambah modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (non-HMETD) maksimal 10% modal disetor atau 1,533 miliar saham. Harga non-HMETD itu dipatok Rp 700 per saham.
Dengan begitu, MYRX berpotensi menggalang modal tambahan senilai Rp 1,07 triliun. Penerbitan saham baru ini bisa berlangsung dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Nantinya, saham baru perseroan bakal diambil oleh satu atau beberapa investor strategis.
"Investor yang akan menyerap saham tersebut baru akan diumumkan setelah rapat umum pemegang saham," ujar Benny Tjokrosaputro, Presiden Direktur MYRX kepada KONTAN, Kamis (8/10). MYRX akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPLSB) tersebut pada 16 November mendatang.
Ia berharap, jumlah saham beredar akan bertambah dan akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan. Nantinya, dana dari penerbitan saham baru ini akan digunakan untuk setoran modal ke anak usaha MYRX, PT Mandiri Mega Jaya.
Mandiri Mega akan menggunakannya untuk belanja modal, tepatnya untuk pembangunan kawasan industri, pemukiman penduduk, dan kerjasama di bidang properti. "Ini untuk tambahan modal dan ekspansi, sehingga bisa meningkatkan pendapatan," imbuh Benny.
Jika seluruh transaksi berjalan maksimal, jumlah kas dan setara kas MYRX bakal meningkat 436% menjadi Rp 1,31 triliun. Total aset juga akan naik 18% menjadi Rp 6,9 triliun. Lalu ekuitasnya akan naik 22% menjadi Rp 5,9 triliun.
Belum lama ini, MYRX menuntaskan penjualan produk properti di Maja dan Serpong. Target pendapatan pra penjualan yang ditetapkan sebesar Rp 1,5 triliun pun sudah dilampaui. Di sisa tahun ini, perseroan kembali berencana meluncurkan produk baru di kawasan Maja, Tangerang, yakni 600 unit ruko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News