kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekspansi ke batubara, DPNS jual saham


Rabu, 26 Juni 2013 / 17:41 WIB
Ekspansi ke batubara, DPNS jual saham
ILUSTRASI. Jepretan layar Seafood Saus Padang di kanal Youtube Devina Hermawan.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tingginya tingkat persaingan di industri lem kayu menyebabkan PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS) melakukan ekspansi ke bisnis batubara.

Berdasarkan catatan KONTAN, DPNS sedang mencari dana sekitar Rp 150 miliar untuk menggenjot bisnis batubara. Kebetulan, urusan pengadilan anak usaha DPNS yang bergerak disektor batubara, PT Inti Prima Tirta Sari (IPTS), telah berhasil dimenangkan pihak DPNS.

"Kami sudah kembali mendapat izin usaha, setelah ini langsung kami genjot," tukas Siang Hadi Widjaja, Direktur Utama DPNS, Rabu (26/6).

Sebagai catatan, DPNS juga memiliki perusahaan joint venture dengan Chang Chun Plastic Co. Ltd. DPNS memiliki 25% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh Chang Chun.

Nah, untuk menutup kebutuhan senilai Rp 150 miliar tersebut, salah satu opsi yang diambil manajemen adalah dengan menjual sekitar 1,5 juta saham atau sekitar 25% dari total modal kepada Chang Chun. Aksi ini memiliki nilai transaksi sebesar US$ 4,45 juta, atau sekitar Rp 44 miliar. Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) terkait transaksi ini sudah dilaksanakan pada 20 Juni lalu.

"MoU sudah ditandatangan, jadi prosesnya sebentar lagi selesai. Hasil penjualan saham itu akan kami gunakan sebagai sebagian penyertaan modal untuk IPTS," jelas Siang.

Nantinya, untuk memenuhi kekurangan Rp 106 miliar, manajemen akan memilih opsi lain seperti pinjaman perbankan atau right issue. Sayang, Siang belum bisa mengungkapkan opsi mana yang bakal diambil dengan alasan masih terlalu dini. Dirinya hanya mengungkapkan, dari kedua opsi tersebut, hanya opsi yang sekiranya paling murah dan efisien yang bakal diambil manajemen.

Lebih jauh Siang menjelaskan, jika operasional ITPS sudah berjalan penuh, bukan berarti bisnis lem DPNS dihentikan. "Tapi nanti pasti jadi timpang pendapatannya. Jadi, bisnis lem masih tetap ada tapi bisnis batubara yang menjadi kontributor terbesar pendapatan kami," pungkas Siang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×