Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Proses diversifikasi usaha PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS) ke sektor batubara mulai berjalan. Perusahaan ini tengah mencari dana senilai Rp 150 miliar untuk menopang bisnis itu.
Siang Hadi Widjaja, Direktur Utama DPNS bilang, DPNS akan menggunakan dua sumber pendanaan. Yaitu pinjaman perbankan dan penerbitan saham baru. "Kami masih hitung mana yang paling menguntungkan," kata Hadi kepada KONTAN, Senin (6/5). Dana tersebut nantinya akan digunakan membangun infrastruktur di lahan tambang yang dimiliki DPNS.
Saat ini, DPNS sudah memiliki satu lahan tambang di Jambi. Tambang tersebut diklaim memiliki cadangan batubara 150 juta-200 juta ton. DPNS berharap bisa memproduksi batubara pada tahun depan, asalkan sumber pendanaan sudah cair. Maklum, DPNS berniat menutupi seluruh kebutuhan dari dana eksternal.
Diversifikasi bisnis ini dilakukan seiring melempemnya industri lem kayu yang digeluti DPNS. Permintaan lem kayu nasional terus melorot. Imbasnya, DPNS tidak dapat memacu produksi lem kayu hingga titik maksimal.
Utilisasi produksi lem kayu DPNS tercatat hanya mencapai 25.000 ton per tahun. Padahal, kapasitas produksi terpasang DPNS bisa menghasilkan hingga 50.000 ton per tahun.
Kondisi ini berimbas pada kinerja keuangan perusahaan. Sepanjang Januari-Maret 2013, pendapatan DPNS turun 32,45% menjadi Rp 29,28 miliar, meski, beban pokok penjualan DPNS menurun 28,38% menjadi Rp 23,2 miliar.
Laba kotor DPNS juga masih saja menurun. Pada kuartal I 2013, laba kotor DPNS hanya Rp 6,08 miliar dari sebelumnya Rp 10,95 miliar year on year.
Meski akan menggarap tambang, DPNS tetap berbisnis lem kayu. "Sembari menunggu tambang batubara beroperasi, kami akan tetap menggarap bisnis lem kayu," ujar Hadi.
Sejauh ini, proses diversifikasi ke bisnis batubara kerap tertunda. Pada 2011, eksplorasi tambang batubara DPNS terhambat masalah izin dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Setelah izin beres, masalah DPNS adalah proses pencarian dana eksternal. "Kami targetkan akhir tahun sudah selesai," ungkap Hadi. Selasa (6/5), harga DPNS turun 5,08% ke Rp 560.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News