kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.717   24,00   0,14%
  • IDX 8.711   77,93   0,90%
  • KOMPAS100 1.194   10,49   0,89%
  • LQ45 855   7,80   0,92%
  • ISSI 311   3,27   1,06%
  • IDX30 442   1,95   0,44%
  • IDXHIDIV20 513   -0,14   -0,03%
  • IDX80 133   1,33   1,01%
  • IDXV30 141   0,50   0,36%
  • IDXQ30 141   0,33   0,23%

Ekspansi Hilir Jadi Harapan Baru MBMA, Simak Rekomendasi Saham


Senin, 08 Desember 2025 / 18:35 WIB
Ekspansi Hilir Jadi Harapan Baru MBMA, Simak Rekomendasi Saham
ILUSTRASI. Kinerja keuangan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) masih tertekan hingga kuartal III-2025.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja keuangan PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) masih tertekan hingga kuartal III-2025.

Kendati demikian, prospek jangka panjang MBMA masih terbuka seiring percepatan ekspansi hilir, khususnya proyek HPAL dan AIM yang terus menunjukkan progres signifikan.

Untuk diketahui, dari sisi keuangan MBMA mencatatkan kemerosotan kinerja. Pendapatan belum diaudit tercatat sebesar US$ 935 juta selama sembilan bulan pertama tahun 2025, atau turun 32% secara tahunan (YoY) dibanding tahun sebelumnya.

Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi dari segmen NPI (Nickel Pig Iron) yang minus US$ 102,3 juta dan HGNM (High-Grade Nickel Matte) yang minus US$ 418,8 juta.

Namun, sebagian kemerosotan ini dikompensasi oleh peningkatan pendapatan dari limonit dan segmen lainnya yang naik US$ 76,3 juta.

Baca Juga: Merdeka Battery Materials (MBMA) Terbitkan Obligasi dan Sukuk Senilai Rp 3,1 Triliun

Melihat kondisi ini, Senior Investment Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta berpandangan bahwa kinerja MBMA memang cukup underwhelming baik dari sisi top line maupun bottom line. Sehingga, kinerja keuangan menjadi PR yang perlu dicermati ke depannya.

Kendati demikian, ekspansi hilir MBMA terus melaju, dengan proyek HPAL (High-Pressure Acid Leach) dan AIM (Acid Iron Metal) menunjukkan perkembangan pesat. Nafan bilang, ekspansi ini bisa jadi katalis positif dalam jangka panjang.

“Proyek HPAL tujuannya untuk mewujudkan hilirisasi, apalagi proyek tahap satu akan dibidik mulai pertengahan tahun 2026. Ini diharap bisa jadi katalis jangka panjang, karena fundamental masih underwhelming,” terang Nafan kepada Kontan, Senin (8/12/2025).

MBMA terus memperkuat strategi pertumbuhan terintegrasi melalui pengembangan HPAL dan AIM, sehingga menempatkan MBMA sebagai pemain penting dalam rantai pasok global bahan baku baterai.

Proyek HPAL PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) diketahui telah mencapai 54% progres pembangunan pabrik dan 29% untuk fasilitas Feed Preparation Plant (FPP), dengan commissioning tahap pertama ditargetkan pertengahan 2026.

Di fasilitas AIM yang dikelola PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI), produksi asam sulfat perseroan stabil di level 251.715 ton.

Pabrik klorida dan katoda tembaga juga masuk tahap commissioning dengan produksi awal pelat tembaga katoda memenuhi standar London Metal Exchange (LME).

Baca Juga: Lunasi Pokok & Bunga Obligasi, Merdeka Battery Materials Rogoh Kocek Rp 219,97 Miliar

MBMA juga meneken perjanjian penjualan nickel matte, yang mendasari kelanjutan produksi High-Grade Nickel Matte (HGNM) pada kuartal IV/2025.

Lebih lanjut, analis Ina Sekuritas Indonesia juga menyebut MBMA memasuki fase pertumbuhan krusial yang didorong oleh ekspansi hilir di segmen penambangan, pemurnian, dan pemrosesan nikel.

Menurutnya, sepanjang tahun ini pemulihan operasional akan ditopang oleh peningkatan efisiensi, pengendalian biaya, serta peningkatan kapasitas fasilitas utama.

“Kinerja yang lebih kuat dari HGNM dan NPI, disertai ekspansi AIM dan HPAL, menjadi landasan utama untuk perbaikan profitabilitas,” ujar Tim Riset Ina Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (9/10/2025).

Analis Ekuitas OCBC Sekuritas, Devi Harjoto pun menyampaikan jika MBMA masih punya prospek positif ke depan didukung beberapa katalis pendukung.

Dia memproyeksikan produksi NPI mencapai sekitar 84.000 ton pada 2026, naik dari tahun 2025 di 74.800 ton. Kondisi ini didukung pengiriman saprolit yang lebih tinggi, memungkinkan perusahaan menjaga biaya kas NPI di bawah US$ 10.000 per ton.

Selain itu, kesepakatan offtake untuk HGNM memungkinkan perusahaan mendapatkan payability yang lebih baik. Kesepakatan offtake ini berlaku dari Oktober 2025 hingga Desember 2026.

Tak hanya itu, diperkirakan pula produksi HGNM akan mencapai 35.000–40.000 ton pada tahun 2026 atau mencapai 75%–80% dari total kapasitas produksi.

 

“Manajemen juga memperkirakan adanya tambahan arus pendapatan dari peningkatan output AIM, terutama dari pabrik klorida dan asam,” bidik Devi dalam risetnya, Selasa (2/10/2025).

Dengan berbagai katalis di atas, Devi memperkirakan laba bersih MBMA pada tahun 2026 bisa mencapai US$ 101,9 juta atau meningkat 19,1% YoY dari proyeksi laba bersih sepanjang tahun 2025 yang dibidiknya sebesar US$ 21,1 juta.

Devi pun memberikan rekomendasi kepada para investor untuk beli saham MBMA dengan target harga Rp 750 per saham. Tim Riset Ina Sekuritas pun memberikan rekomendasi beli MBMA dengan target harga Rp 760 per saham.

Sedangkan Nafan, memberi rekomendasi investor untuk accumulative buy saham MBMA dengan target harga Rp 760 per saham.

Selanjutnya: Operasi Tambang & PLTA di Batang Toru Disetop, Bahlil Tunggu Laporan Resmi KLH

Menarik Dibaca: Wilayah Ini Hujan Lebat, Cek Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (9/12) di Jabodetabek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×