Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pertumbuhan kinerja PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) diperkirakan masih berlanjut. Ekspansi dan perbaikan daya beli dinilai menjadi pendukungnya.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyebutkan bahwa ACES cukup gesit dalam adaptasi perubahan dan efektif dalam menerapkan strategi bisnisnya. Sepanjang tahun berjalan ini, ACES menutup tujuh gerai, tetapi di tahun yang sama juga membuka 15 gerai baru.
Alhasil, hingga Oktober ACES mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 13% YoY menjadi Rp 6,9 triliun. "Produk ACES yang variatif dan berkualitas turut menjadi nilai tambah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (19/12).
Research Analyst Phintraco Sekuritas, Muhamad Heru Mustofa sepakat bahwa terjaganya kinerja ACES di tengah tantangan daya beli didorong oleh pembukaan 4 gerai baru ACES di bulan Oktober. Penambahan gerai itu menambah jaringan gerai baru yang dibuka perseroan tahun ini mencapai 15 toko baru.
"Kami melihat bahwa perluasan jaringan ritel yang dilakukan oleh ACES tersebut mampu memberikan dampak yang positif terhadap kinerja keuangan ACES," kata Heru.
Baca Juga: ACES Diprediksi Mampu Pertahankan Tren Pertumbuhan Kinerja
Ke depan, kedua analis menilai tren pertumbuhan dinilai masih akan berlanjut. Nafan menyebutkan salah satu pendorongnya dari program diskon yang dapat mendorong minat masyarakat.
Meskipun memang, di tahun 2025 terdapat katalis yang membayangi kinerja ACES, seperti volatilitas rupiah dan kenaikan PPN 12%. Meski begitu, Heru menilai kedua hal itu tidak akan berpengaruh signifikan.
Terkait nilai tukar, transaksi pembelian barang dagangan ACES sudah menggunakan uang muka terlebih dahulu dalam mata uang rupiah. Sehingga harga atau nilai transaksi sudah terkunci dalam rupiah ketika pembayaran uang muka dilakukan.
"Dengan begitu, peluang ACES untuk menjaga pertumbuhan kinerjanya masih cukup besar," sebut imbuh Heru.
Baca Juga: Emiten Ritel Ramai-Ramai Menutup Gerai
Untuk kenaikan PPN, Heru menyebutkan bahwa tarif tersebut ditujukan untuk barang dan jasa yang dikategorikan sebagai mewah atau premium. Sementara barang dagangan ACES yang meliputi produk perbaikan rumah, produk gaya hidup, serta produk mainan sebagian besar tidak termasuk dalam kategori tersebut.
Namun, lanjut Heru, perlu diperhatikan juga bahwa beberapa produk tertentu yang dijual ACES mungkin masuk dalam kategori barang mewah atau premium tergantung spesifikasi dan harga produk tersebut sehingga barang tersebut akan dikenakan tarif PPN 12%.
Disisi lain, kenaikan UMP 6,5% di tahun 2025 berpotensi mendorong daya beli masyarakat yang akhir-akhir ini sedang melemah. Adanya kenaikan UMP sebesar 6.5% ini berpotensi mendorong kinerja ACES di 2025 seiring dengan pemulihan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Ritel Ramai-Ramai Tutup Gerai di Sepanjang Tahun 2024, Ada Apa?
"Dengan kondisi tersebut, kami menilai bahwa kenaikan PPN 12% tidak akan terlalu berdampak signifikan terhadap kinerja ACES di 2025," paparnya.
Nafan menambahkan, Ritel Sales Index masih di atas 200. "Artinya, ada optimisme masyarakat terhadap kinerja ritel di Indonesia masih kuat," sebutnya.
Secara teknikal, Nafan merekomendasikan accumulate buy ACES dengan target harga Rp 900 per saham. Heru merekomendasikan buy on support untuk saham ACES dengan target harga Rp 840-Rp 900.
Selanjutnya: Harga Tembaga Turun ke Level Terendah 5 Minggu Kamis (19/12), Akibat Lonjakan Dolar
Menarik Dibaca: 20 Poster Hari Ibu yang Cocok Jadi Kartu Ucapan untuk Diunggah di Media Sosial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
