kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.194   -14,00   -0,09%
  • IDX 7.101   4,31   0,06%
  • KOMPAS100 1.062   -0,16   -0,01%
  • LQ45 836   -0,04   -0,01%
  • ISSI 215   0,08   0,04%
  • IDX30 427   0,29   0,07%
  • IDXHIDIV20 515   1,86   0,36%
  • IDX80 121   -0,07   -0,06%
  • IDXV30 125   -0,20   -0,16%
  • IDXQ30 143   0,19   0,13%

Eksekusi rights issue, perhatikan faktor berikut


Rabu, 21 Februari 2018 / 21:46 WIB
Eksekusi rights issue, perhatikan faktor berikut
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski masih awal tahun, sudah banyak emiten yang berencana menerbitkan saham baru. Bursa Efek Indonesia (BEI) sejauh ini mencatat ada 16 perusahaan yang berencana menerbitkan saham baru.

"Dua belas diantaranya akan menggunakan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue, tiga dengan skema non-HMETD (private placement), dan satu yang menggunakan skema MESOP," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, Rabu (21/2).

Namun, Samsul tidak merinci nama-nama perusahaan serta nilai total penerbitan saham baru tersebut.

Menurut catatan Kontan.co.id, ada beberapa perusahaan yang berencana menerbitkan saham baru lewat skema rights issue. Empat diantaranya ialah emiten dari grup Lippo, yaitu PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), PT Multipolar Tbk (MLPL), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA).

LPKR akan menerbitkan 948 juta saham baru dan membidik dana segar sebesar Rp 602,49 miliar. Dana tersebut akan digunakan untuk mempertahankan posisi di LPCK. Sementara, LPCK akan menerbitkan 208,8 juta saham baru dengan target dana sebesar Rp 793,44 miliar. Dananya untuk keperluan pembelian aset di beberapa wilayah.

Hal yang sama juga dilakukan oleh MLPL yang akan menggunakan dana hasil rights issue sebesar Rp 503,24 miliar untuk mengeksekusi HMETD MPPA. Sedangkan MPPA akan melakukan rights issue untuk pembayaran utang dan modal perusahaan.

Di luar Grup Lippo, ada PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) yang telah menyuarakan niatnya untuk melakukan rights issue. Perusahaan infrastruktur ini membidik dana Rp 1,1 triliun yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal dan modal kerja.

Sejumlah bank juga merencanakan aksi rights issue, diantaranya PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW), PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS) dan PT Bank Rakyat Indonesia Agro Tbk (AGRO).

Analis Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto mengatakan, rights issue Lippo Group menarik untuk dieksekusi. "Keempat saham tersebut juga menarik untuk dikoleksi bagi investor yang baru mau masuk saham LPKR, LPCK, MLPL, dan MPPA," paparnya, Rabu (21/2).

Pasalnya, harga pelaksanaan rights issue Grup Lippo biasanya dilakukan di bawah harga pasar. Dengan begitu, para pemilik saham justru bisa meraih untung dari eksekusi rights issue ini.

Sedangkan, investor yang belum memiliki saham-saham yang akan rights issue juga bisa meraup untung dengan harga pelaksanaan yang lebih rendah dari harga pasar tersebut. Harga pasar biasanya akan menyesuaikan dengan harga rights issue tersebut sehingga investor bisa menunggu momentum untuk bisa masuk ke saham tersebut.

Namun, tak hanya harga yang harus diperhatikan investor. Tujuan penggunaan dana juga harus diperhatikan investor sebelum membeli saham atau mengeksekusi rights issue. "Jika tujuannya untuk meningkatkan kinerja perusahaan, rights issue itu jadi menarik," imbuh David.

Oleh karena itu, rights issue emiten bank juga menarik untuk dieksekusi. Hal tersebut lantaran rights issue saham bank biasanya digunakan untuk memperkuat struktur permodalan untuk meningkatkan kelas bank tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×