kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ekonom: Waspadai dampak pelarangan ekspor batubara Australia ke China


Senin, 25 Februari 2019 / 15:13 WIB
Ekonom: Waspadai dampak pelarangan ekspor batubara Australia ke China


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor batubara Australia ke China mulai terancam. Pihak bea cukai di pelabuhan utara China melarang impor batu bara dari Negeri Kanguru itu. Dilansir dari Reuters beberapa waktu lalu larangan itu sudah berlaku mulai awal Februari 2019 tanpa ada batas waktu kapan akan berakhir.

Pelarangan tersebut dilakukan di lima pelabuhan di wilayah utara China, yakni Dalian, Bayuquan, Panjin, Dandong, dan Beiliang. Pelarangan itu dilakukan di tengah-tengah masa tunggu batubara Australia selama 40 hari agar bisa kembali masuk ke pelabuhan-pelabuhan utama di China.

China membeli 28,26 juta ton batubara kokas dari Australia pada 2018 dan menyumbang 43,5% dari total impor bahan bakar negara tersebut. Selain melarang impor batubara dari Australia, China juga membatasi impor dari negara eksportir lainnya hanya 12 juta ton hingga akhir tahun 2019.

Banyak pihak, terutama dari perusahaan pertambangan batubara di tanah air menyambut baik pelarangan impor batubara Australia oleh China ini. Namun, menurut Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, Indonesia tetap harus harus berhati-hati dengan adanya kebijakan tersebut.

Masih ada dampak negatif yang bisa saja ikut dirasakan oleh Indonesia selaku eksportir batubara. "Masalah ini tentunya akan memengaruhi harga batubara, harga batubara kemungkinan menjadi fluktuatif, kita harus berhati-hati karena harga batubara yang menentukan itu bukan kita," kata Lana, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta pada Senin (25/2). 

Lebih lanjut Lana mengatakan, sebagai pengguna dan importir batubara terbesar di dunia, China akhirnya bisa bertindak sebagai penentu harga batubara dunia. "Walaupun sudah mulai meningkatkan produksinya, China sampai saat ini adalah satu-satunya pembeli batubara yang besar di dunia, ini punya kekuatan tawar yang cukup tinggi," ungkap dia.

Kamis (14/2), harga batubara Newcastle untuk pengiriman April 2019 di ICE Futures berada di US$ 90,70 per metrik ton yang merupakan level terendah sejak April 2018. Padahal, Januari lalu, harga batubara sempat bertahan di atas level US$ 100 per metrik ton.

Harga komoditas energi ini ditutup pada US$ 93,80 per metrik ton pada Jumat (22/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×