Reporter: Wuwun Nafsiah | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Rupiah diperkirakan bergerak terbatas menanti pengumuman bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve / The Fed. Sementara sentimen positif dalam negeri akan menahan rupiah dari peluang kejatuhan.
Di Pasar Spot, Selasa (13/12) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menguat tipis 0,04% ke level Rp 13.325 dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia rupiah menguat 0,2% ke level Rp 13.337.
Ekonom PT Bank Permata, Josua Pardede menjelaskan, pergerakan rupiah masih cenderung terbatas. Keputusan The Fed yang akan diumumkan pada Kamis mendatang (15/12) menjadi sentimen utama yang ditunggu pasar. Pelaku pasar sudah mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin. "Tetapi yang paling penting adalah update mengenai outlook inflasi dan tingkat pengangguran AS yang menjadi acuan utama kebijakan suku bunga tahun depan," paparnya.
Di bawah pemerintahan Donald Trump, kebijakan ekonomi AS akan lebih agresif. Hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi serta laju inflasi. Jika inflasi terus membaik, maka laju kenaikan suku bunga The Fed tahun depan kemungkinan lebih cepat dibandingkan tahun ini.
Sementara dari dalam negeri, rupiah menanti data neraca perdagangan serta kebijakan suku bunga acuan BI yang akan diumumkan tanggal 15 Desember mendatang. "Suku bunga BI kemungkinan akan dipertahankan sehingga dapat menopang laju rupiah. Didukung dengan katalis lain yakni keberhasilan pemerintah menerbitkan global bond dan masuknya dana repatriasi," lanjut Josua.
Rabu (14/12) Josua menebak pergerakan rupiah akan cenderung flat dengan rentang terbatas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News