kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom: Investor cemas koalisi Jokowi lemah


Jumat, 26 September 2014 / 21:00 WIB
Ekonom: Investor cemas koalisi Jokowi lemah
ILUSTRASI. Simak 6 Produk Skincare yang Harus Digunakan Saat Usia 30an


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pada perdagangan di lantai bursa hari ini, Jumat (26/9), performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diselimuti sentimen negatif dari internal maupun eksternal. IHSG ditutup melemah 68,81 poin atau 1,32% di posisi 5.132,56.

Kepala Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengungkapkan, tidak hanya pengesahan RUU Pilkada yang membuat IHSG lesu, tetapi juga pada saat yang bersamaan, bursa-bursa saham Asia berjatuhan, seperti bursa Jepang Nikkei dan bursa Hongkong Hang Seng.

"Tidak ada isu RUU Pilkada juga (IHSG) turun. Tetapi, investor khawatir koalisi Jokowi tidak banyak membantu, seperti pada dua kali pembahasan UU MD3 dan RUU Pilkada. Koalisi Merah Putih tetap kuat," kata Lana kepada Kompas.com, Jumat (26/9).

Lana menyebut, meski bisa saja ada berbagai pembicaraan "di balik layar," pasar melihat koalisi Jokowi belum bisa merangkul pihak-pihak yang lain. Dikhawatirkan, pada saat Jokowi mengajukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P), Jokowi akan menemui kesulitan. Padahal, dalam APBN-P, Jokowi bisa saja menunjukkannya untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi.

"Bisa malah takutnya gagal. Untuk jangka pendek, kalau regional baik, ada kesempatan untuk juga terjadi perbaikan. Kalau regional baik, tapi domestiknya membuat lemah, ini bisa saja jadi bagian dari proses panjang," ujar ekonom dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) ini.

Lana mengungkapkan, pasar membutuhkan perkembangan koalisi yang lebih baik. Sebab, yang terlihat pasar saat ini adalah posisi PDI-P yang sangat kuat. "Saat ini, tidak terlihat upaya di publik untuk merangkul partai-partai lainnya, meski bisa saja di belakang itu sebenarnya ada upaya. Tapi, publik kan tidak melihat," kata dia. (Sakinah Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×