Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi valas Yen Jepang atau Samurai Bonds senilai JPY 177 miliar pada Kamis (16/5). Instrumen ini diyakini memiliki prospek yang menarik bagi para investor global.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, walau risiko global tengah meningkat, penerbitan Samurai Bonds tetap bisa mendatangkan manfaat bagi pemerintah maupun investor yang berminat.
Pasalnya, instrumen ini diganjar dengan peringkat yang cukup positif dari sejumlah lembaga pemeringkat internasional. Mulai dari Baa2 dari Moody’s, BBB- dari Standard & Poor, hingga BBB dari Fitch Ratings.
Tambahan lagi, Jepang selaku negara tempat Samurai Bonds tersebut diterbitkan juga menaruh kepercayaan yang tinggi pada Indonesia. Terbukti, Japan Credit Rating Agency (JCRA) menaikkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif.
Perolehan rating tersebut tentu mencerminkan bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia masih tergolong solid di mata internasional, kendati kondisi perekonomian global kurang stabil belakangan ini. “Risiko gagal bayar untuk obligasi ini nyaris tidak ada,” kata David, hari ini (16/5).
Karena dari sisi peringkat utang sudah cukup terjamin, peminat Samurai Bonds di atas kertas akan melimpah. Samurai Bonds terbaru ini juga memiliki daya tarik dari segi kupon yang ditawarkan.
Dari enam seri yang ditawarkan, seluruhnya memiliki tingkat kupon di area positif. Ambil contoh seri RIJPY0539 yang menawarkan kupon sebesar 1,79% dengan waktu jatuh tempo pada 20 Mei 2039. Menurut David, hal tersebut akan menguntungkan bagi investor asal Jepang yang notabene menjadi sasaran utama penerbitan Samurai Bonds.
Sebab, suku bunga acuan Bank of Japan saat ini masih di level -0,1% dan sudah bertahan sejak tahun lalu. Belum lagi, sejumlah seri obligasi Jepang juga memiliki yield di level minus atau di bawah satu persen. “Artinya real interest real yang diterima investor Samurai Bonds masih tergolong tinggi,” kata dia.
Hanya memang, di tengah ketidakpastian global, risiko volatilitas harga dan yield Samurai Bonds tentu akan dirasakan oleh para investor. Apalagi, beberapa seri instrumen ini bertenor panjang atau di atas 7 tahun yang cukup rentan terhadap sentimen di pasar sekunder.
“Tapi risiko tersebut masih wajar dan tidak akan mempengaruhi minat investor terhadap Samurai Bonds secara signifikan,” tandas David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News