kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Efisiensi Belanja Pemerintah Tekan Permintaan Hotel, Investor Disarankan Selektif


Rabu, 04 Juni 2025 / 20:11 WIB
Efisiensi Belanja Pemerintah Tekan Permintaan Hotel, Investor Disarankan Selektif
ILUSTRASI. Kamar tamu Hotel Taman Suci di Denpasar, Bali. Pada April lalu, riset Colliears Indonesia mencatat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah berdampak nyata terhadap kinerja industri perhotelan.


Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada April lalu, riset Colliears Indonesia mencatat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah berdampak nyata terhadap kinerja industri perhotelan.

Di bulan yang sama, survei Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) juga mencatat 96,7% hotel di Jakarta mengalami penurunan tingkat hunian.

Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila menilai bahwa kebijakan efisiensi anggaran berimbas langsung pada tingkat permintaan, khususnya dari segmen pemerintah.

Baca Juga: Efisiensi Belanja Pemerintah Tekan Emiten Hotel, Menteng Heritage Fokus Jaga Okupansi

"Efisiensi belanja ini akan mengurangi permintaan hotel karena ada penurunan secara okupansi, terutama pada segmen korporasi atau pemerintah, karena adanya pengurangan acara di hotel," terang Indy pada Kontan, (4/6).

Ia menambahkan bahwa kontribusi dari segmen pemerintah terhadap pendapatan dan laba emiten hotel cukup signifikan, sehingga penurunan permintaan dari sektor ini berpotensi menekan margin keuntungan.

Menurutnya, strategi diversifikasi pendapatan melalui pengembangan segmen MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition), layanan makanan dan minuman (F&B), maupun kerja sama dengan platform online travel agent (OTA) dapat membantu.

"Namun demikian, menurut saya margin juga masih akan tertekan karena rate kamar menjadi penopang pendapatan dan masih lebih tinggi dibanding sumber pendapatan yang lain," kata Indy.

Baca Juga: Menilik Dampak Efisiensi Belanja Pemerintah pada Industri Hotel dan Restoran di 2025

Terkait ketahanan masing-masing emiten terhadap tekanan ini, Indy menilai bahwa perusahaan yang lebih fokus pada destinasi wisata cenderung lebih resilien dibanding yang terlalu bergantung pada segmen korporasi. Oleh karena itu, selektivitas menjadi kunci bagi investor.

Ia juga mencermati bahwa saat ini valuasi saham-saham sektor perhotelan secara umum sedang dalam kondisi diskon. Namun, investor tetap disarankan memantau kinerja fundamental masing-masing emiten secara lebih seksama.

Untuk saat ini, Indy belum memberikan rekomendasi pembelian terhadap saham emiten hotel tertentu. Menurutnya, posisi hold atau menahan saham masih relevan sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×