kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Efek Trump mulai berembus ke bursa


Kamis, 18 Mei 2017 / 12:16 WIB
Efek Trump mulai berembus ke bursa


Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Lagi-lagi, Donald Trump memberi sentimen negatif ke pasar saham. Nyaris semua bursa saham utama dunia kemarin merosot setelah terungkapnya memo Trump kepada mantan Direktur FBI James Comey.

Per pukul 22.57 WIB kemarin (17/5), Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 1,17% ke 20.733,33. Indeks DAX di Jerman merosot 1,35% ke level 12.631,61.

Indeks saham di kawasan Asia juga memerah, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dus, IHSG sudah turun dua hari berturut-turut. Investor perlu mewaspadai penurunan berlanjut.

Harry Su, Kepala Riset Bahana Sekuritas, bilang, politik Indonesia yang sedang panas juga menekan pergerakan IHSG. Politik yang panas ini menimbulkan dua dampak.

Pertama, Standard & Poor's (S&P) tampak enggan menyematkan status investment grade pada Indonesia. Akibatnya, investor yang berharap rating dari S&P naik mulai keluar. Kedua, potensi penurunan daya beli masyarakat. "Selama politiknya masih seperti ini, konsumsi akan turun," kata Harry pada KONTAN, kemarin.

Oleh karena itu, Harry menyarankan, investor merotasi ke saham defensif seperti INDF, TLKM, HMSP, KLBF dan BBCA. Dia memprediksikan IHSG bisa mencapai 6.000. Tapi jika gonjang-ganjing politik terus berlanjut, IHSG hanya ke level 5.700-5.800.

Bima Setiaji, Analis NH Korindo Sekuritas, mengatakan, IHSG mungkin memasuki periode sell in May and go away. "Apalagi pengumuman rating dari S&P belum jelas, sehingga investor berasumsi Indonesia belum mendapat rating investment grade dan melakukan profit taking," kata Bima.

Alfred Nainggolan, Analis Koneksi Kapital, menilai, berkurangnya sentimen di pasar memaksa investor menarik diri dari pasar. Alhasil, bagi investor jangka panjang, masih banyak saham dengan valuasi murah. Tapi bagi trader, saat ini adalah waktu yang rasional untuk profit taking.

Dia merekomendasikan saham properti yang sudah tertekan dan terlihat mulai terbatas penurunannya, seperti BSDE dan PWON. Dengan makroekonomi yang positif dan ruang penurunan suku bunga, Alfred memprediksikan IHSG bisa mencapai 6.200 hingga akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×