Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kestabilan bunga acuan Bank Indonesia (BI) membawa angin segar bagi PT Bank Danamon Tbk. Di saat BI rate tetap 6,5% seperti sekarang ini, emiten yang memiliki kode saham BDMN ini tak perlu keberatan menanggung biaya pendanaan.
Namun, pengelola BDMN sudah sewajarnya bersiap-siap mengutak-atik komposisi sumber pendanaannya. Laju inflasi tahunan yang mulai melesat, di atas kertas, bakal berujung pada peningkatan suku bunga acuan.
Joseph Pangaribuan, Analis Samuel Sekuritas, memprediksi, BI rate akan naik di kuartal II-2011 ke level 7%. Dengan peningkatan bunga acuan sebesar itu, dalam hitungan Joseph, biaya pendanaan BDMN bakal ikut naik sebesar 0,25%.
Proyeksi yang mirip disampaikan A. G. Pahlevi. Analis Andalan Artha Advisindo Sekuritas ini mengkalkulasi, BI rate akan menanjak di akhir kuartal I-2011 ke kisaran 6,75%-7%.
Kenaikan suku bunga acuan bakal memperbesar biaya pendanaan BDMN yang selama ini mengandalkan dana mahal. Selama ini BDMN mengandalkan pendanaannya pada deposito yang berbunga lebih tinggi daripada tabungan. Porsi deposito mencapai 55% dari seluruh dana pihak ketiga BDMN.
Joseph optimistis manajemen Bank Danamon mampu memperbesar porsi tabungan menjadi 48% dan menurunkan porsi deposito hingga 52% dari total dana pihak ketiga.
Terbantu aturan
Andai Danamon tak mampu mengempiskan biaya pendanaan, Pahlevi tetap optimistis kinerja bank itu tak terganggu. "Danamon akan diuntungkan dengan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi," ujar dia.
Anak perusahaan BDMN, Adira Multifinance, yang merupakan penyalur pembiayaan pembelian kendaraan bermotor akan kebanjiran permintaan. Memang, penyaluran pembiayaan untuk mobil bisa berkurang. Namun, "Penyaluran pembiayaan sepeda motor Adira akan meningkat," ujar Robby Hafil, Analis Sucorinvest Central Gani.
Pahlevi juga memperkirakan unit usaha mikro BDMN, Danamon Simpan Pinjam (DSP) tetap menikmati pertumbuhan penyaluran kredit di 2011. Potensi pertumbuhan kredit BDMN bisa terlihat dari estimasi rasio penyaluran kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR). Dalam hitungan Robby, LDR Danamon di akhir 2011 bisa hingga 95,7%, naik 1,24% dibanding tahun lalu.
Robby dan Pahlevi merekomendasikan tahan BDMN. Robby memasang target harga Rp 6.700, sedang Pahlevi Rp 7.400 per saham. Sementara Joseph memberi saran beli dengan target harga Rp 7.050 per saham. Pada penutupan Kamis (6/1) harga BDMN Rp 5.450 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News