kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Efek Beragun Aset pilihan alternatif berinvestasi


Kamis, 15 Juni 2017 / 20:19 WIB
Efek Beragun Aset pilihan alternatif berinvestasi


Reporter: Olfi Fitri Hasanah | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Jelang semester II-2017, beberapa korporasi, khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah bersiap menggalang dana lewat penerbitan instrumen surat utang berbentuk Efek Beragun Aset (EBA).

Berdasarkan pengamatan KONTAN, ada tiga BUMN yang akan merilis EBA pada tahun ini, baik jenis Kontrak Investasi Kolektif (KIK) maupun Surat Partisipasi (SP). Ketiga perusahaan tersebut adalah PT PLN (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero)Tbk, dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Menurut Kepala Divisi Operasional Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Ifan Mohamad Ihsan, surat utang berbentuk KIK-EBA ataupun EBA-SP merupakan instrumen investasi yang sangat menjanjikan bagi para pelaku pasar.

Bagi perusahaan penerbit, EBA dapat digunakan sebagai sumber pendanaan yang cukup menguntungkan karena menerapkan skema futures income. Artinya, penerbit dapat memperoleh dananya lebih cepat dengan menjaminkan aset miliknya di pasar modal.

Sementara, dari segi risiko, instrumen ini terbilang aman bagi investor karena ada aset yang mendasari efeknya. Selain itu, dilengkapi juga dengan fitur Bankruptcy Remoteness, sehingga aset dasar tidak akan disita jika terjadi pailit pada perusahaan.

“EBA juga dapat penjaminan dari pemerintah. Hal ini membuat investor EBA jadi lebih secure,” ucap Ifan, saat dihubungi KONTAN, Kamis (15/6).

Tak hanya itu, jika melihat dari aspek rating, sebagian besar perusahaan penerbit telah mendapatkan peringkat yang tinggi dari perusahaan pemeringkat utang Pefindo.

Sebagai gambaran, surat utang PLN telah memborong peringkat idAAA. Begitu juga dengan Bank Mandiri. Sedangkan, Pefindo menyematkan rating idAA untuk surat utang Jasa Marga.

Di samping aman, Ifan menyebut tingkat kupon yang ditawarkan pun terbilang menarik. Misalnya saja, PLN memproyeksi penawaran kupon sebesar 8%-9% dengan tenor surat utang 5 tahun. Sementara, merujuk pada penerbitan-penerbitan sebelumnya, kupon EBA-SP Bank Mandiri dan SMF dipatok di kisaran 7,75%-10,25% melalui seri bertenor 3 dan 5 tahun.

Berdasarkan analisis Ifan, rata-rata besaran kupon yang ditawarkan dalam EBA cukup bersaing di pasar. Ia membandingkan kupon EBA dari PLN dengan yang dipasang perusahaan swasta sektor energi, Medco Energi Internasional. “PLN pasang kupon 8%-9%, Medco kasih kupon 8,75%-11,35%. Cukup bersaing, kalau menimbang tingkat risikonya,” papar Ifan.

Kendati demikian, Ifan menganjurkan investor untuk tetap mencermati kualitas aset-aset yang menjadi jaminan, mengingat instrumen ini adalah efek yang beragunkan aset.

Sejauh ini, ia melihat sektor yang digerakkan ketiga perusahaan tersebut memiliki prospek positif. “Tagihan listrik, biaya tol, dan tagihan KPR saat ini memiliki arus penerimaan yang jelas dan sangat bagus,” tandas Ifan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×