kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Eagle High Plantations (BWPT) bangkit dari kerugian


Senin, 30 Juli 2018 / 21:09 WIB
Eagle High Plantations (BWPT) bangkit dari kerugian
ILUSTRASI. PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT)


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) untuk keluar dari kerugian berhasil. Meski masih tipis, perusahaan ini mampu mencetak laba di semester I tahun ini.

Pada periode tersebut, BWPT mencatatkan laba bersih Rp 2 miliar. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya, BWPT masih merugi Rp 128 miliar. Perolehan laba ini merupakan yang pertama kalinya sejak 2015.

Perolehan laba bersih seiring dengan kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) pada semester satu 2018 sebesar 718.100 ton, naik 15% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedang produksi minyak kelapa sawit (CPO) dan palm kernel (PK) juga mengalami kenaikan masing-masing 13% dan 21,6% dibanding semester satu 2017 menjadi 155.761 metrik ton (MT) dan 25.890 MT.

"Kami harapkan pencapaian laba bersih ini bisa berlanjut hingga akhir 2018," ujar Henderi Djunaidi, Direktur Keuangan BWPT, Senin (30/7). Pencapaian itu juga diharapkan merupakan titik balik kebangkitan kinerja perusahaan di masa mendatang.

Namun, pencapaian laba bersih itu tidak sejalan dengan pendapatan. Pendapatan BWPT justru turun 6% menjadi Rp 1,4 triliun.

Penurunan terjadi karena tertundanya pengiriman atau pengambilan CPO sehubungan libur panjang di bulan Juni. "Faktor turunnya harga CPO hanya berkontribusi 4% terhadap penurunan pendapatan," imbuh Henderi.

Paruh waktu tahun ini, BWPT mencatatkan pertumbuhan EBITDA sebesar 9% menjadi Rp 508,6 miliar. Sedang laba sebelum pajak berhasil meningkat 78% dibanding semester satu 2017.

Masih di periode yang sama, BWPT memiliki stok CPO sebesar 42.342 MT, hampir tiga kali lipat stok pada semester satu tahun lalu. Adapun stok PK mencapai 10.073 MT. "Stok CPO dan PK ini hanya menunggu waktu pelaksanaan pengiriman atau pengambilan oleh pembeli," pungkas Henderi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×