Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan berbasis digital atau e-commerce dalam negeri sepertinya sudah mulai mencari pendanaan melalui skema penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO) di bursa saham. Sejauh ini sudah ada dua e-commerce yang mencatatkan diri bursa dan kemungkinan masih akan ada lagi yang bermunculan.
Kamis (12/7), satu e-commerce baru mencatatkan diri di bursa yakni PT NFC Indonesia Tbk dengan kode saham NFCX. Perusahaan yang bergerak di informasi teknologi ini tercatat sebagai perusahaan e-commerce kedua yang melantai di bursa. Sebelumnya, induk usaha NFCX, yakni PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) pun sudah melantai di bursa pada 1 November 2017.
PT Kresna Sekuritas, selaku penjamin pelaksana emisi NFCX juga berencana kembali menggandeng e-commerce lain untuk IPO di tahun ini. Octavianus Budiyanto, Presiden Direktur PT Kresna Sekuritas mengatakan, pihaknya bahkan tengah menyiapkan satu e-commerce lagi untuk melantai di bursa.
“Nanti e-commerce baru yang akan IPO akan ada di sektor yang sama seperti NFCX, dana perolehannya juga tidak akan jauh beda. Semoga tahun ini bisa IPO, kami juga melihat kondisi pasar,” ujat Octavianus saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurutnya, saat ini memang sudah eranya e-commerce untuk masuk ke bursa saham. Jika melihat di global, sudah banyak e-commerce yang go public seperti Facebook dan Amazon. Terkait keberlanjutan perusahaan e-commerce, Octavianus yakin potensi sektor ini sangat besar melihat dari pengguna gadget yang sangat besar.
Ditemui di tempat yang sama, Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia mengatakan agar e-commerce lain bisa mengikuti jejak dua e-commerce sebelumnya untuk segera melantai di bursa. Terutama e-commerce besar dengan sebutan unicorn.
Asal tahu saja, unicorn adalah sebutan bagi start up yang sudah memiliki valuasi senilai US$ 1 miliar. Di Indonesia, ada empat start up yang dikategorikan unicorn yakni Go-Jek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia. “Untuk masuk ke pasar modal sebenarnya ada pada keputusan bisnis mereka (e-commerce). Kami regulator hanya dapat mendukung," ujar Rudiantara.
Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku otoritas pasar modal pun sedianya telah turut membangun iklim positif agar e-commerce untuk masuk ke pasar modal. Program IDX incubator merupakan salah satu program yang mendukung start up, e-commerce dan tentunya unicorn.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, IGD Nyoman Yetna Setia mengatakan, terkait ajakan kepada unicorn untuk masuk sudah pernah didiskusikan. “Go-Jek memang sudah diskusi dan kami akan follow up. Intinya kami akan buka filenya dan follow up lagi apa yang bisa kami bantu buat Go-Jek,” ujar Nyoman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News