Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten yang bergerak di bidang perdagangan produk kesehatan dan kecantikan PT Duta Intidaya Tbk membukukan kenaikan pendapatan 9,60% sepanjang tahun 2021.
Emiten berkode saham DAYA itu mencetak pendapatan hingga Rp 971,29 miliar tahun lalu, meningkat dibanding capaiannya di tahun 2020 yang tercatat Rp 886,24 miliar.
Dalam laporan keuangannya juga dijelaskan, Senin (14/3), pendapatan bersih itu berasal dari pendapatan DAYA yang tercatat Rp 688,39 miliar dan penjualan konsinyasi yang sebesar Rp 282,90 miliar.
Kendati mencetak pertumbuhan top line, bottom line DAYA tampak lesu. Rugi bersih tahun berjalannya membengkak menjadi Rp 51,70 miliar. Padahal, pada tahun sebelumnya DAYA menanggung rugi Rp 48,81 miliar.
Beban yang membengkak menjadi pemberat bottom line DAYA. Misalnya saja beban pokok pendapatan yang naik 8,92% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 604,50 miliar. Selain itu, beban usaha juga membengkak 6,59% yoy menjadi Rp 382,57 miliar.
Baca Juga: Duta Intidaya (DAYA) sudah buka 4 gerai baru Watsons hingga Agustus 2021
Adapun biaya keuangan juga naik 46,38% yoy menjadi Rp 27,21 miliar. DAYA juga mencetak beban lain-lain hingga Rp 5,65 miliar dari sebelumnya membukukan penghasilan lain-lain Rp 28,84 juta.
Sementara, keuntungan selisih kurs yang tercatat Rp 131,46 juta dan penghasilan keuangan yang dibukukan Rp 1,12 miliar belum mampu menahan peningkatan beban-beban tadi.
Sekadar informasi, hingga akhir tahun 2021 jumlah aset data tercatat Rp 689,12 miliar. Angka ini menurun 2,74% dibanding tahun sebelumnya yang dibukukan Rp 708,53 miliar.
Adapun liabilitasnya naik 4,89% menjadi Rp 617,18 miliar dan ekuitasnya melorot dalam 40,12% menjadi Rp 71,94 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News