kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Dukungan stimulus, indeks obligasi Indonesia diproyeksi terus naik


Minggu, 12 Januari 2020 / 21:41 WIB
Dukungan stimulus, indeks obligasi Indonesia diproyeksi terus naik
ILUSTRASI. Pasar obligasi.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tren kenaikan indeks obligasi Indonesia Indonesia Composite Bond Index (ICBI) diprediksi masih akan terus berlanjut. Hal ini sekaligus mencerminkan prospek obligasi di 2020 masih positif.

Hingga Jumat (10/1), ICBI berada di level 277,4216, sekaligus jadi level tertinggi sepanjang masa. Sepanjang 2020 pun, indeks obligasi Indonesia ini sudah naik 1,07%.

Ekonom Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana mengungkapkan, yield Surat Utang Negara (SUN) yang dalam tren penurunan membuat ICBI masih berpeluang naik. Ditambah lagi, stimulus kebijakan moneter dan fiskal dari berbagai bank sentral global diikuti oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah Indonesia.

"Prospeknya masih akan positif, karena trennya stimulus masih akan berlanjut di 2020," ungkap Fikri, Sabtu (11/1).

Baca Juga: Indeks obligasi Indonesia kembali cetak rekor tertinggi sepanjang masa

Dia menjelaskan, lewat stimulus kebijakan moneter dan fiskal bank sentral telah mendorong suku bunga dalam tren penurunan. Alhasil, harga obligasi pun terus mengalami kenaikan.

Meskipun begitu, Fikri menilai konflik yang masih berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Iran berpotensi membalikkan tren harga obligasi. Pasalnya, jika konflik kian memanas, disertai dengan perang dagang, maka ekonomi global berpotensi mengalami krisis.

"Namun saat ini saya lihat probabilitas gangguan tersebut masih manageable," tandasnya. 

Fikri memperkirakan tingkat yield untuk SUN tenor lima tahun akan berada di bawah 6,3%. Sedangkan untuk yield SUN tenor acuan 10 tahun diprediksi masih betah di kisaran 7% hingga 7,1% di akhir Januari 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×