Reporter: Michelle Clysia Sabandar | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - TABALONG. PT Adaro Energy Tbk (ADARO) mengembangkan program kebijakan energi nasional tentang implementasi penggunaan bahan bakar nabati (biodiesel). Dalam hal ini, Adaro mengimplementasikan penggunaan biodiesel baik program B10-B15 serta B20.
Adaro sudah mulai menggunakan biodiesel dengan campuran B10-B15 sejak tahun 2015. Namun untuk B20 saat ini masih dalam tahap pengembangan dan sedang dalam tahap uji coba.
Setidaknya ada 1.500 unit mesin yang berada di area tambang Adaro di Tanjung, Kalimantan Selatan yang menggunakan B10-B15. Pasokannya dari Pertamina (sinergi swasta dan BUMN).
“Kami menggunakan B10-B15 sebanyak 637 juta liter untuk tahun 2018 atau sekitar 2,5 juta liter per harinya,” kata Rizki Dartaman, GM External Relation PT Adaro Indonesia.
Adaro berkomitmen dalam pengembangan program biofuel dengan menganti 10%-15% bahan bakar solar dengan biofuel yang merupakan campuran olahan minyak jarak dan minyak sawit (CPO).
Program ini dianggap sebagai alternatif serta bentuk tanggungjawab yang digunakan Adaro kepada masyarakat lokal. Karena mereka tidak ingin merusak lingkungan meski lahan tersebut pernah digunakan sebagai tambang batubara.
Adaro juga menggunakan minyak goreng yang sudah dipakai atau yang disebut minyak jelantah untuk digunakan sebagai bahan bakar nabati. Minyak jelatah didapat dengan cara dikumpulkan dari sekitar area pertambangan dan kemudian diolah menjadi bahan bakar nabati, 100% biodisel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News