Reporter: Elisabet Lisa Listiani Putri | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) bersiap menggalang pendanaan baru untuk memuluskan akuisisi tambang Kestrel milik Rio Tinto. ADRO bersama mitranya, EMR Capital Ltd akan mencari pinjaman perbankan senilai US$ 1,5 miliar.
Dalam transaksi tersebut, ADRO dan EMR Capital membentuk perusahaan patungan bernama Kestrel Coal Resources Pty Ltd untuk mengakuisisi 80% saham Kestrel Coal Mine. Di perusahaan patungan tersebut, ADRO mengempit 48% saham, sementara EMR 52% saham.
Total nilai akuisisi mencapai US$ 2,25 miliar. "Dana akuisisi berasal dari utang sebesar 60% dan ekuitas sebesar 40%," ujar Garibaldi Thohir, Direktur Utama ADRO, Kamis (2/8). Ia mengatakan, pinjaman itu akan diperoleh dari 14 bank nasional dan internasional.
Garibaldi berharap, akuisisi ini akan menambah produksi batubara kokas perusahaan. Tahun ini saja, Kestrel Coal Mine membidik volume produksi mencapai 5 juta metrik ton. Target ini diharapkan meningkat menjadi 7 juta metrik ton pada akhir 2019.
Katalis positif
Pada 2017, tambang Kestrel memproduksi 4,25 metrik ton batubara metalurgi berkualitas tinggi dan memiliki cadangan yang dapat dijual (marketable reserves) sebesar 146 metrik ton dan sumber daya 241 metrik ton.
Jika memenuhi target, tambang Kestrel bisa memberi kontribusi sebesar 2,6 juta metrik ton untuk ADRO. "Dengan akuisisi ini, kami juga bisa melakukan diversifikasi," imbuh dia.
Usai akuisisi, ADRO akan memasok batubara kokas untuk kebutuhan dalam negeri. Salah satu permintaan kokas datang dari PT Krakatau Posco.
ADRO juga akan menjual batubara kokas ke pasar luar negeri, seperti Jepang, China, dan Korea Selatan. Menurut Garibaldi, akuisisi terhadap Kestrel merupakan bagian penting dari ekspansi strategis ADRO untuk portofolio batubara metalurgi, yang telah dimulai dengan Adaro MetCoal.
Praska Putrantyo, analis senior Infovesta Utama, mengatakan, akuisisi ini bakal menjadi katalis positif untuk ADRO dalam jangka panjang. Apalagi, harga batubara cenderung meningkat. "Harga batubara akan lebih baik di tahun 2019 nanti, tapi juga tergantung pada permintaan dari India dan China," kata Praska kepada KONTAN.
Meski demikian, Praska mengingatkan kalau saat ini harga batubara masih rentan berfluktuasi. Sehingga, jika ingin mengoleksi saham ADRO, sebaiknya dilakukan dalam jangka pendek dan menengah.
Secara teknikal, saham ADRO bisa mulai dibeli dengan target harga Rp 2.200 per saham hingga Rp 2.400 per saham. Sementara jika dinilai secara fundamental, investor bisa mulai mengoleksi saham ADRO dengan target harga Rp 2.600 per saham.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham ADRO mengalami koreksi 2,27% ke level Rp 1.935 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News