Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) bakal di semester II tahun ini bakal semakin ramai. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerima dua dokumen IPO. Yakni PT Pelayaran Nelly Dwi Putra dan PT Provident Agro.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen mengatakan kedua calon emiten menggunakan laporan keuangan Maret 2012. "Jadi, paling lambat September 2012 sudah listing," ujar Hoesen, Jakarta, Kamis (12/7).
PT Pelayaran Neli Dwi Putri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran dan logistik. Dana IPO digunakan ekspansi usaha. Penjamin emisi IPO adalah PT Lautandhana Securindo.
Presiden Direktur PT Lautandhana Securindo Wientoro Prasetyo mengatakan Pelayaran Neli akan melepas 25% saham ke publik. Target dana IPO Rp 125 miliar.
Wientoro optimistis emiten ini masih menarik minat investor meski kinerja sejumlah emiten sektor perkapalan tidak terlalu bagus. "Perusahaan ini mengangkut kayu dan batubara antarpulau di wilayah domestik," papar dia.
Provident Agro adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit. Mereka telah menunjuk PT Indo Premier Securities sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Kedua perusahaan tersebut telah menggelar mini ekspose pekan ini.
Selain itu, tiga perusahaan milik negara juga IPO semester ini. Direktur Utama PT Bahana Securities Eko Yuliantoro mengatakan ketiga perusahaan tersebut antara lain satu perusahaan BUMN dan dua lainnya anak usaha perusahaan milik negara.
"Dari ketiga perusahaan tersebut ada yang menggunakan buku April dan Juni sehingga diperkirakan setelah Lebaran bisa listing. Kami optimistis ketiganya bisa IPO tahun ini," ujar Eko. Salah satunya adalah PT Semen Baturaja yang berniat IPO akhir tahun ini.
Selain Semen Baturaja, Mandiri juga menangani dua IPO lagi di semester II. "Dua perusahaan tersebut satu di sektor infrastruktur dan satu lagi sektor konsumen," ujar Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas, Harry Supoyo.
Pengamat pasar modal Stefanus P Susanto menduga prospek IPO semester II tidak terlalu bagus. Kondisi Eropa yang belum stabil diperkirakan akan membawa sentimen negatif pada harga saham. "Semester II diperkirakan akan lebih buruk dibandingkan semester I," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News