Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pada transaksi pagi ini (28/3), euro hanya berjarak 0,2% dari level terlemah dalam empat bulan terakhir versus dollar AS. Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 08.22 waktu Tokyo, posisi euro tak banyak mencatatkan perubahan di level US$ 1,2779 dari posisi kemarin di mana euro sempat menembus posisi US$ 1,2751 yang merupakan level terlemah sejak 21 November lalu.
Jika dihitung, pelemahan euro sudah mencapai 1,6% pada pekan ini. Nilai tersebut merupakan yang terbesar sejak periode mingguan yang berakhir 8 Februari lalu.
Sementara itu, jika berhadapan dengan yen, mata uang euro melemah 0,1% menjadi 120,60 yen. Kemarin, mata uang bersama Eropa itu juga sudah keok sebesar 0,6% versus yen. Sedangkan mata uang Jepang menguat 0,1% menjadi 94,38 versus dollar AS.
Rupanya, pelaku pasar masih mencemaskan diberlakukannya pemajakan terhadap dana deposan pada bank-bank di Siprus sebagai persyaratan untuk mendapatkan dana bailout.
Selain itu, sentimen negatif juga datang dari Italia di mana partai politik negara tersebut masih menemukan jalan buntu dalam membentuk pemerintahan baru. Padahal, batas waktu yang diberikan sudah hampir habis.
"Ada kecemasan apa yang terjadi di Siprus juga dapat menimpa para deposan di kawasan Eropa lainnya. Selain itu, saya memprediksi, situasi politik di Italia akan memberatkan langkah euro," jelas Janu Chan, ekonom St George Bank Ltd.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News