kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dua emiten Grup Sinarmas batal rilis obligas


Selasa, 24 Juni 2014 / 21:40 WIB
Dua emiten Grup Sinarmas batal rilis obligas
ILUSTRASI. BEI mengocok ulang konstituen sejumlah indeks, termasuk IDX80 untuk periode Februari-Juli 2023.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Di tengah kondisi mahalnya suku bunga, dua emiten yang merupakan Grup Sinarmas batal menerbitkan obligasi. PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) telah melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) sebesar Rp 3 triliun pada 27 Juni 2012 lalu. Dari jumlah tersebut, BSDE memiliki sisa Rp 250 miliar dan tak akan menerbitkannya.

Ini berawal dari 4 Juli 2012 lalu. Kala itu, BSDE telah menerbitkan PUB tahap I senilai Rp 1 triliun. Obligasi tahap I itu terdiri dari seri A Rp 85 miliar, seri B Rp 479 miliar, dan seri C Rp 436 miliar. Kemudian di 5 Juni 2013, perseroan kembali menerbitkan tahap II sebesar Rp 1,75 triliun.

"Karena tingkat suku bunga yang cukup tinggi untuk saat ini," ucap Direktur merangkap Sekretaris Perusahaan BSDE Hermawan Wijaya, dalam pesan singkatnya kepada KONTAN, Selasa, (24/6).

Ia pun mengaku bahwa untuk ekspansi, pendanaan BSDE masih aman. Pada kuartal pertama 2014, kas dan setara kas emiten properti tampak masih tebal di Rp 4,37 triliun.

Sebelumnya, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) juga membatalkan penerbitan obligasinya. Dari PUB berjumlah pokok Rp 3 triliun yang diterbitkan 25 Juni 2012 lalu, emiten perkebunan ini enggan mengeluarkan lagi sebesar Rp 2 triliun sisanya.

Padahal, SMAR baru melakukan penerbitan PUB tahap I senilai Rp 1 triliun di 3 Juli 2012. Surat utang tersebut memiliki seri A sebesar Rp 900 miliar dan seri B yakni Rp 100 miliar.

SMAR beralasan, perseroan yang telah memiliki cukup dana untuk belanja modal dan modal kerja telah dapat terpenuhi dari sumber pembiayaan lain. Meski begitu, Investor Relation SMAR Pinta Sari Chandra enggan menyebut sumber pendanaan lain yang dimaksud. Di kuartal pertama tahun ini, kas dan setara kas SMAR cuma Rp 726,96 miliar.

Padahal, SMAR menganggarkan capex sebesar Rp 1,6 triliun sepanjang 2014. Sejumlah 31% atau Rp 496 miliar akan digunakan untuk perkebunan, 46% atau Rp 736 miliar untuk downstream, dan 23% atau Rp 368 miliar untuk oleokimia.

Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya mengatakan, obligasi yang tak diterbitkan ini merupakan langkah strategis yang dua emiten Grup Sinar Mas pilih. Karena jika perlu memberi kupon tinggi untuk penerbitan obligasi, maka emiten bisa termakan beban bunga yang memberatkan.

William pun menekankan bahwa obligasi memiliki risiko penyerapan. Suatu penerbitan obligasi mungkin saja diserap, tidak terlalu diserap, atau bahkan tak diserap. Jika emiten tak memberi kupon tinggi, obligasi tersebut bisa saja tak akan diserap investor.

Adapun, ia melihat bahwa perusahaan juga bisa melakukan aksi korporasi lain untuk kebutuhan pendanaan ekspansi. Misalnya pinjaman perbankan, penambahan modal, sisa capex tahun lalu, dan lain-lain. Selain itu, pinjaman perbankan pun dapat menjadi pilihan. William mengatakan bahwa perusahaan tak akan memiliki risiko penyerapan seperti obligasi jika meminjam ke bank.

Saham BSDE tutup di harga Rp 1.500, turun 0,99% dibanding hari sebelumnya. Sedangkan, SMAR Rp 6.475, naik 2,78%. William merekomendasikan jual untuk BSDE dengan harga wajar Rp 1.340 dan hold SMAR dengan target Rp 6.650.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×