Sumber: KONTAN | Editor: Test Test
JAKARTA. Rencana PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) menerbitkan saham baru alias rights issue tampaknya akan semakin mulus. Pasalnya, sudah ada banyak investor yang siap menjadi pembeli siaga dalam hajatan tersebut.
Direktur Keuangan UNSP Harry M Nadir mengatakan, ada tiga pembeli siaga yang telah ditunjuk oleh anak usaha Grup Bakrie ini untuk melancarkan aksi korporasi itu, yaitu Danatama Makmur Sekuritas, dan dua bank asal Eropa. "Kedua bank asing ini nanti akan berada di balik Danatama Makmur," kata dia kepada KONTAN di Jakarta, kemarin (12/1).
Sayang, Harry masih enggan mengungkapkan identitas kedua bank asing tersebut. Steffen Fang, Vice Presiden of Investment Danatama Makmur, enggan berkomentar tentang hal ini. "Saya belum tahu, saya perlu cross check dulu," imbuh dia.
Yang jelas, rights issue UNSP akan berjalan lancar. Sebab, kedua bank asing itu siap menyerap seluruh saham baru jika pemegang saham lama tidak mengeksekusinya.
Sebagaimana Anda ketahui, UNSP berencana menjual 9,47 miliar saham baru dengan harga penawaran
Rp 525 per saham. Target perolehan dana dari aksi korporasi ini mencapai Rp 4,97 triliun. Sebagian besar duit yang diperoleh akan digunakan untuk membiayai akuisisi beberapa perusahaan olekimia milik Grup Domba Mas. UNSP optimistis bisa merampungkan akuisisi kelompok usaha itu pada bulan Februari mendatang.
Bangun pabrik baru
Bila proses rights issue berjalan sesuai rencana dan akuisisi Domba Mas tidak terkendala, Bakrie Sumatra berencana menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 1 triliun hingga Rp 1,2 triliun. Dana belanja modal itu bersumber dari hasil penerbitan saham baru.
Nah, sebagian besar belanja modal UNSP itu akan dialokasikan untuk melanjutkan pembangunan pabrik olekimia kedua Domba Mas. Selain itu, dana capex juga akan dipakai membiayai perluasan lahan tertanam kelapa sawit dan karet.
Jika kedua pabrik olekimia Domba Mas berjalan, kontribusinya bisa mencapai 50% dari total pendapatan UNSP. Namun, tahun ini kontribusinya diperkirakan masih cukup minim berkisar 12% - 13%. "Sebabnya, Domba Mas hanya berproduksi minimal enam bulan dengan satu line pabrik saja," kata Harry.
Tahun ini, UNSP menargetkan produksi minyak kelapa sawit (CPO) sebanyak 400.000 ton atau meningkat 45% dari produksi tahun lalu sebesar 275.000 ton. Sementara produksi tandan buah segar (TBS) ditargetkan naik dari 1,15 juta ton menjadi 1,6 juta ton. Begitu pula dengan produksi karet, akan digenjot dari 21.700 ton menjadi 21.800 ton.
Direktur PT Financorpindo Nusa Edwin Sinaga berpendapat, banyaknya investor yang tertarik menjadi pembeli siaga rights issue UNSP karena harga saham baru itu cukup murah. Apalagi, UNSP punya nilai tambah setelah merambah bisnis oleokimia.
Dia memperkirakan, target harga saham UNSP tahun ini Rp 1.000 hingga Rp 1.100 per saham. Pada penutupan perdagangan bursa kemarin, harga saham UNSP tidak beranjak dari posisi hari sebelumnya, sebesar Rp 670 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News