Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Isu yang mendera Amerika Serikat jadi katalis yang berhasil menekan nilai tukar USD. Hal ini pun secara tidak langsung memberikan jalan bagi rupiah untuk menguat meski masih dalam rentang tipis.
Di pasar spot, Selasa (16/5) valuasi rupiah bergerak menguat 0,02% ke level Rp 13.300 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, posisi rupiah terangkat 0,15% di level Rp 13.298 per dollar AS.
Nurdiyanto, Analis Riset Treasury PT Bank Negara Indonesia (BNI) mengatakan USD terpojok setelah beredar rumor bahwa Presiden AS, Donald Trump membocorkan rahasia negara kepada Rusia. Efeknya terlihat jelas pada penguatan mata uang Asia termasuk rupiah.
Dukungan lainnya juga datang dari laju kenaikan harga minyak mentah dunia. "Sebagai mata uang berbasis komoditas, catatan ini menambah tenaga rupiah untuk terus pertahankan keunggulan walau terbatas," imbuh Nurdiyanto.
Sementara dari katalis dalam negeri Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures menambahkan dari dalam negeri pun terdapat katalis positif yang mendukung setelah lelang islamic bond Indonesia berhasil terjual di atas target. Pemerintah sendiri menargetkan lelang tersebut meraup Rp 6 triliun namun nyatanya berhasil menyentuh Rp 6,02 trilliun.
"Rabu (17/5) kans rupiah menguat lagi masih terbatas meski sajian data ekonomi dalam negeri masih sangat minim," tebak Faisyal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News