Reporter: Dina Farisah, Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Mata uang dollar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Meski demikian, pelaku pasar masih menanti data ekonomi AS untuk mengambil posisi.
Mengutip Bloomberg, Kamis (5/3) pukul 18.00, pasangan EUR/USD turun 0,29% dibanding hari sebelumnya menjadi 1,1046. Pasangan AUD/USD turun 0,12% menjadi 0,7808. Sementara USD/JPY naik 0,37% menjadi 120,1200.
Analis PT Millenium Penata Futures Suluh Adil Wicaksono menjelaskan, pasangan EUR/USD sedang melemah. Pelemahan ini menjelang jumpa pers Bank Sentral Eropa (ECB), dimana Presiden ECB, Mario Draghi akan mengumumkan lebih lanjut mengenai stimulus moneter. Selain itu, euro juga tertekan akibat buruknya data-data ekonomi dari zona Eropa seperti PMI sektor jasa Spanyol dan Italia.
“Secara fundamental, mustahil euro dapat menguat terhadap USD,” ungkap Suluh.
Meskipun data tenaga kerja di luar sektor pertanian (nonfarm payrolls) versi ADP kurang menggembirakan, namun Suluh optimistis data nonfarm payrolls yang akan di rilis Jumat (6/3) malam tetap akan positif. Untuk diketahui, ADP nonfarm payrolls hanya menambahkan 212.000 pekerja. Angka in I lebih rendah dari prediksi sebesar 219.000 pekerja.
“Umumnya, data ADP merupakan acuan nonfarm payrolls. Namun dalam tiga bulan terakhir, data ADP negatif, sementara nonfarm payrolls tetap positif,” imbuh Suluh.
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra menuturkan, pasangan AUD/USD bergerak mendatar. Di satu sisi, data penjualan ritel Australia bulan Januari sesuai dengan ekspektasi, yakni tumbuh 0,4%.
Namun, Aussie juga terimbas oleh sentimen negatif dari pemerintahan China yang memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 7%. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 7,5%. Sebagai mitra dagang utama China, hal ini turut menyeret pelemahan Aussie.
Sementara dollar AS, sambung Putu, nasibnya ditentukan oleh data nonfarm payrolls Jumat (6/3) malam. Apabila data nonfarm payrolls positif maka akan memberikan tenaga bagi dollar AS.
Analis PT SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan pergerakan konsolidasi pasangan USD/JPY disebabkan karena pasar masih menunggu rilis data nonfarm payrolls AS. “Pasar sedang mencari arah sembari menunggu katalis baru,” katanya.
Nizar memperkirakan Jumat besok pasangan USD/JPY juga masih dalam pergerakan konsolidasi sampai data ketenagakerjaan di luar sektor pertanian AS di rilis. Sebelum data keluar maka, pergerakan masih sideways.
Nizar bilang, apabila data tersebut positif maka dapat memperkuat ekspektasi bahwa The Fed merupakan Bank Sentral negara maju yang paling pertama menaikan suku bunga tahun ini. “Pasar berharap dollar AS terangkat, namun dengan catatan data ketenaga kerjaan harus positif,” jelas Nizar.
Faktor lain yang bisa menyebabkan dollar AS makin kuat terhadap yen adalah perbedaan kontras dari segi pertumbuhan ekonomi dan kebijakan moneter diantara kedua negara tersebut. Nizar bilang, pertumbuhan ekonomi Jepang tidak sebagus AS. Selain itu dikala AS berencana menaikan suku bunga Jepang malah memangkas suku bunga.
Melihat kondisi itu maka Suluh Adil Wicaksono merekomendasikan sell untuk pasangan EUR/USD dengan support 1,0980-1,0915 dan resistance 1,1115-1,1185
Dia melihat, secara tehnikal pasangan ini mengonfirmasi pergerakan menurun (bearish). Hal ini ditunjukkan oleh harga yang berada di bawah moving average 50, 100 dan 200. Indikator moving average convergence divergence (MACD) terperangkap di area negatif, yakni minus 235. Ini menandakan bearish signifikan. Indikator lainnya yaitu stochastic berada di level 44% dengan arah penurunan. Sementara relative strength index (RSI) berada di level 32% juga bergerak menurun.
Sementara untuk pasangan AUD/USD, Putu Agus Pransuamitra merekomendasikan sell dengan support 0,7740-0,7670 dan resistance 0,7870-0,7940. Dan pasangan USD/JPY, Nizar Hilmy merekomendasikan buy dengan support 119,00 – 118,70 dan resistance 120,30 – 120,60.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News