Reporter: Venny Suryanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen negatif tak hanya menghantam negara Indonesia saja, melainkan juga Australia. Mata uang Autralia terus melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Sentimen negatif muncul akibat isu perang dagang yang memperlambat pergerakan ekonomi di China.
Selasa (11/9) pukul 15.20 WIB, pasangan AUD/USD menguat 0,0008 ke 0,7123. Pairing ini naik dalam dua hari terakhir setelah mencapai level terendah sejak Februari 2016 pada 0,7107 akhir pekan lalu.
AS berniat menerapkan tarif impor atas US$ 260 miliar barang dari China. Di sisi lain sebagai mitra dagang China, Australia juga mendapat dampak dari perang dagang.
Alwi Assegaf, analis Global Kapital Investama menambahkan, melebarnya selisih suku bunga antara AS dan Australia juga menjadi salah satu sentimen negatif pairing AUD/USD. Perbedaan kebijakan moneter juga menjadi salah satu yang memperberat sentiment AUD sehingga membuat dollar Australia akan tetap bearish.
“Sepertinya Reserve Bank of Australia (RBA) ini masih nyaman dengan suku bunga rendah saat ini, apalagi di tengah perlambatan global sepertinya Australia dalam kebijakan RBA masih tidak seagresif The Fed,” kata dia.
Pairing ini masih bergerak di garis moving avarage (MA) di bawah MA 55 dan MA 10 yang diartikan Alwi tren ke depan masih akan menurun untuk jangka pendek ataupun menengah. Kemudian indikator stochastic di 5 dan 9 dengan sinyal oversold, RSI 30% negative dan MACD yang juga menunjukkan pergerakan negatif untuk pasangan AUD/USD.
Alwy merekomendasikan sell on strength untuk pasangan AUD/USD. Proyeksi harga pasangan mata uang AUD/USD besok berada di rentang support 0,7050–0,7000–0,6950 dan level resistence 0,7150–0,7200–0,7250.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News