kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dollar AS menguat, Goldman Sachs tetap pandang bullish harga komoditas


Jumat, 21 September 2018 / 18:21 WIB
Dollar AS menguat, Goldman Sachs tetap pandang bullish harga komoditas
ILUSTRASI. Petugas Money Changer Menghitung Uang US Dollar


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati mata uang dollar Amerika Serikat (AS) stabil menguat, Goldman Sachs tetap berpandangan positif terhadap prospek harga komoditas. Bank investasi asal AS ini berpendapat, harga komoditas masih dalam tren bullish didorong oleh potensi berkurangnya suplai secara fisik ke depan.

Seperti yang diketahui, mata uang The Greenback terus menguat sejak awal tahun seiring dengan perbaikan data-data perekonomian AS yang positif. Goldman menilai, hal ini menjadi tanda yang positif bagi pertumbuhan ekonomi secara global.

Indeks dollar sendiri telah mengalami penguatan 1,95% sejak awal tahun. Hari ini per pukul 15.45 WIB, indeks dollar berada di level 93,92. Penguatan dollar tidak terlepas dari eskalasi perang dagang AS dan China yang membuat investor menghindar dari mata uang lain yang berisiko

"Penghindaran risiko di pertengahan tahun membuat investor melakukan destocking yang signifikan di pasar negara berkembang, terutama di China, karena konsumen berusaha menghindar dari kuatnya dollar dan kebijakan tarif dengan cara melikuidasi inventoris," kata Goldman dalam catatan yang dikutip Reuters, Jumat (20/9).

Dollar yang menguat membuat pembelian komoditas internasional yang berdenominasi dollar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Hal ini menyebabkan pembeli maupun pengguna memilih untuk menggunakan terlebih dahulu cadangan yang disimpan ketimbang melakukan impor komoditas.

"Likuidasi ini, bagaimanapun memiliki batas secara fisik karena destocking di China sudah mencapai peningkatan yang signifikan, terutama untuk minyak dan logam, sehingga ada tanda-tanda berkurangnya persediaan fisik," lanjut Goldman.

Dengan demikian, ke depan minyak memiliki kondisi fundamental yang cukup kuat. Belum lagi ditopang oleh meningkatnya permintaan AS, berkurangnya pasokan dari sejumlah negara produsen, dan prospek produksi minyak shale AS yang tertahan.

Goldman mengatakan, harga minyak Brent dalam jangka pendek adalah US$ 80 per barel.

Sementara, Goldman menurunkan pandangan bullish terhadap komoditas emas menjadi lebih moderat. Ini karena emas mengalami aksi jual yang tinggi di negara-negara berkembang.

Goldman menurunkan perkiraan harga 12 bulan untuk emas dari sebelumnya US$ 1.450 per ons troi menjadi US$ 1.325 per ons troi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×