kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Dolas AS Jadi Valas Tertinggi Bulan Agustus, Gas Alam Jawara Komoditas


Minggu, 04 September 2022 / 16:29 WIB
Dolas AS Jadi Valas Tertinggi Bulan Agustus, Gas Alam Jawara Komoditas
ILUSTRASI. Dolar AS dan komoditas energi berhasil membukukan kinerja yang positif.


Reporter: Aris Nurjani | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang bulan Agustus, mata uang mata uang dolar (USD) dan komoditas energi berhasil membukukan kinerja yang positif. Dolar masih menjadi mata uang cadangan yang banyak mendapat dukungan di bulan Agustus.

"Indeks dolar tercatat menguat lebih dari 2,5% sementara yang paling jelek kinerjanya dari kelompok G10 adalah mata uang yenyang melemah sekitar 5% sepanjang Agustus," ujar Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo kepada Kontan.co.id, Jumat (2/9). 

Harga gas alam menguat lebih dari 19%. Sedangkan harga perak justru yang turun lebih dari 11%. Menurut Sutopo pasar komoditas  dipengaruhi oleh prospek kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan berdampak pada penurunan ekonomi. 

Baca Juga: Harga CPO Turun Akibat Ekspektasi Produksi yang Melimpah

Kebijakan bank sentral telah membuat saham dan komoditas tertekan, mengangkat imbal hasil obligasi, dan mengangkat nilai tukar dolar. Sutopo mengatakan, valuta asing (valas) tetap menjadi pilihan yang baik dalam berinvestasi karena dapat ditransaksikan dua arah. 

Komoditas terutama energi kemungkinan masih menjadi pilihan investasi hingga musim dingin di awal tahun. Harga komoditas energi masih positif karena kelangkaan pasokan dan isu geopolitik.

Sutopo menyampaikan pergerakan valas rentan terhadap data ekonomi dan geopolitik, karena akan menciptakan fluktuasi harga yang memberikan banyak kesempatan jangka pendek. 

Baca Juga: Dibebani Sentimen Global, Simak Proyeksi Pergerakan Rupiah Senin (5/9)

Sentimen negatif berlaku bagi mata uang yang sensitif terhadap risiko untuk saat ini seperti euro dan poundsterling. Sementara mata uang komoditas cenderung bertahan karena faktor kenaikan harga.

"Untuk komoditas harus dilihat dari tren saat ini dan fundamental akan bergerak di belakang komoditas," pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×