kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dolar AS terbang di hadapan poundsterling


Selasa, 17 September 2019 / 22:09 WIB
Dolar AS terbang di hadapan poundsterling
ILUSTRASI. Kurs poundsterling Inggris dan dollar AS


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pasangan GBP/USD tercatat menurun di tengah buntunya persoalan Brexit dan pelaku pasar yang kembali memburu dolar AS. Mengutip Bloomberg, Selasa (17/9) di pasar spot, pasangan GBP/USD tercatat melemah 0,13% ke level 1,2415. 

Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengamati dolar AS kembali pulih dari level terendah sejak serangan drone merusak fasilitas kilang minyak Arab. Peristiwa tersebut memicu gelombang baru perdagangan global yang enggan terhadap risiko dan memberikan keuntungan pada dolar AS yang berstatus safe haven

Baca Juga: Pasangan USD/JPY sekarang menguat, tapi berpotensi masuk area jenuh beli

Namun, rapat FOMC 17-18 September mendatang menurut Sakti bisa membatasi setiap rally dari mata uang mayor yang merupakan pasangan dari Dolar AS, di saat sedikitnya rilis data ekonomi yang menggerakkan pasar. 

Selain karena menguatnya dolar AS, poundsterling terpuruk karena tidak ada kemajuan dalam negosiasi antara Inggris dan Uni Eropa. Padahal, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson sudah bertemu dengan Perdana Menteri Luxemburg Xavier Bettel. 

Johnson diperkirakan akan meminta perpanjangan waktu kepada UE, tetapi blok negara tersebut meminta surat bulat atas batas waktu yang diperpanjang sebelum 31 Oktober mendatang. 

"Johson menepis rumor bahwa ia telah melunak, malahan Johnson kembali menegaskan keinginannya untuk mengeluarkan Inggris dari UE dengan deal ataupun tanpa deal," kata Sakti, Selasa (17/9). 

Rabu (18/9), Sakti memproyeksikan, poundsterilng bisa masih melemah karena tertekan tingkat inflasi Inggris dari data GB Inflation Rate yang diprediksi turun dari 2,1% menjadi 1,9%. 

Baca Juga: Pasangan EUR/USD bergerak volatile, analis sarankan sell on correction

Namun, di malam hari, poundsterling berpotensi menguat karena data indeks izin bangunan AS yang mengukur perubahan jumlah izin bangunan baru atau US Building Permits akan turun dari 1.335 juta menjadi 1.296 juta. 

Secara teknikal, Sakti menganalisis dimana indikator Moving Average Exponential (EMA) mengecil dengan arah kurs turun. Selanjutnya,  pada Vortex Indicator (VI) dengan kondisi  Blue over red  yang melebar dimana arah kurs naik.

Selanjutnya pada indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di area + 12,59 yang menunjukkan kurs turun. Secara umum GBP/USD berpotensi lanjutkan koreksi pada perdagangan selanjutnya. 

Sakti merekomendasikan sell untuk GBP.USD di rentang support 1,2383-1,2341-1,2241 dan resistance di 1,2483-1,2541-1,2641

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×