Reporter: Raka Mahesa W | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) akan menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Jumlah saham baru yang akan dilepas ke pasar mencapai 1,53 miliar saham.
Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkan DOID Kamis (12/5), perusahaan tambang ini menetapkan harga pelaksanaan right issue di kisaran Rp 850-Rp 1.200 per saham. Dengan demikian, dari aksi korporasi ini DOID bisa memperoleh dana segar maksimal Rp 1,3 triliun.
DOID akan menggunakan dana hasil right issue ini antara lain untuk membayar utang perseroan kepada PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), yang juga salah satu anak usaha perseroan. Rencananya, sekitar 22,5%-32,5% dana hasil right issue akan dialokasikan untuk pembayaran utang tersebut.
Selain itu, DOID akan menggunakan sekitar 60%-70% dari dana hasil right issue untuk belanja modal BUMA. Dana tersebut nantinya akan dialokasikan untuk mengembangkan bisnis BUMA, misalnya untuk menambah armada BUMA. Sedang sisa dana akan digunakan untuk modal kerja DOID sendiri.
Dalam aksi korporasi ini, Northstar Tambang Persada Ltd akan bertindak sebagai pembeli siaga. Sekadar catatan, Northstar saat ini menguasai 40,06% saham DOID.
Porsi kepemilikan saham Northstar pasca right issue tidak akan berubah, lantaran perusahaan ini pasti menggunakan haknya. Bila ada pemegang saham lain yang tidak yang menggunakan haknya, porsi kepemilikan Northstar di DOID menjadi 51,08%.
Selain itu, BUMA, yang adalah anak usaha DOID, akan segera melakukan penyelesaian tagihan kepada PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Kedua perusahaan ini akhirnya mencapai kesepakatan terkait hitungan yang berbeda tentang nilai utang piutang.
"Seluruh nilai transaksi adalah sebesar Rp 190,17 miliar atau 140% dari ekuitas perseroan," tutur Andre Soelistyo, Sekretaris Perusahaan DOID melalui keterbukaan informasi, Kamis (12/5). Nilai tersebut dicapai lantaran kedua pihak sepakat memakai nilai tukar berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) per 31 Desember 2010, yakni Rp 9.991 per dollar AS.
Sekadar mengingatkan, perbedaan perhitungan utang tersebut terjadi pada utang BRAU pada BUMA senilai US$ 300 juta. Dalam laporan keuangan per 31 Desember 2010, BRAU mencatat utangnya setelah dikonversi ke rupiah menjadi Rp 381,59 miliar. Sebagian utang telah dicicil oleh BRAU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News