Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indika Energy Tbk (INDY) tidak akan mengakuisisi tambang batubara pada tahun ini. Emiten penghuni Indeks Kompas100 ini berfokus pada diversifikasi usaha non-batubara.
"Saat ini, kami fokus melakukan diversifikasi usaha non-batubara," ujar Leonardus Herwindo, Head of Corporate Communication Indika Energy kepada Kontan.co.id, Kamis (21/11). Kontan.co.id mencatat, dalam rencana bisnis perusahaan, diperkirakan lima tahun ke depan kontribusi segmen nonbatubara akan meningkat hingga 25%.
Adapun sejak akhir 2018 silam, INDY telah mengakuisisi tambang emas di Proyek Awak Mas sebagai bagian dari diversifikasi usaha yang dilakukan. Bahkan, INDY telah menambah kepemilikan saham di Nusantara Resources Ltd, yang merupakan pengembang proyek tambang emas Awak Mas di Sulawesi Selatan. Saat ini, kepemilikan INDY secara langsung dan tidak langsung di Nusantara Resources mencapai 21,02% dari total keseluruhan saham.
Baca Juga: Kata pebisnis mengenai rencana kelanjutan DMO batubara tahun depan
Selain bisnis emas INDY juga mulai merambah lini bisnis lain. Sebut saja dengan membangun fuel storage di Kariangau, Kalimantan Timur. Anak perusahaan INDY yakni PT Kariangau Gapura Terminal Energi memiliki dan mengoperasikan terminal ini guna melakukan aktivitas penyimpanan dan pengiriman bahan bakar.
Selain itu, ada pula Indika Digital Teknologi juga menambah daftar panjang usaha INDY di luar bisnis tambang batubara. Indika Digital Teknologi merupakan penyedia jasa konsultasi manajemen dan informasi, komunikasi dan teknologi, dan jasa konsultasi fasilitas komputer. "Untuk tahun 2020, kami fokus pada efisiensi dan optimalisasi kinerja perusahaan, serta pengembangan proyek-proyek diversifikasi antara lain fuel storage dan tambang emas," lanjutnya.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) aktif ekspansi bisnis non batubara
Meski demikian, INDY tidak mengesampingkan lini bisnis utamanya yakni tambang batubara. Leonardus mengaku, saat ini INDY berfokus pada pengembangan tambang eksisting di Kideco (Paser, Kalimantan Timur) dan MUTU (Barito, Kalimantan Tengah). Indika berharap, harga batubara bisa beranjak naik.
Hingga kuartal III 2019 INDY telah menyerap belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar US$ 138,3 juta. Sebagian besar dari capex dialokasikan untuk Petrosea sebesar US$ 64,2 juta, pembangunan fuel storage sebesar US$ 64,2 juta. Sedangkan US$ 5,7 juta dianggarkan untuk Mitrabahtera Segara Sejati (MBSS).
Adapun untuk tahun ini, INDY menganggarkan capex hingga US$ 315 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News