kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Diuntungkan pandemi, berikut rekomendasi untuk emiten sektor telekomunikasi


Senin, 10 Agustus 2020 / 05:00 WIB
Diuntungkan pandemi, berikut rekomendasi untuk emiten sektor telekomunikasi


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor telekomunikasi adalah salah sektor yang justru mendapatkan katalis positif dari pandemi virus corona. Dengan berlakukan Work from Home (WFH) dan School from Home (SFH), penggunaan data internet secara mobile pun mengalami peningkatan. Secara umum, emiten telekomunikasi pun berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan pada paruh pertama tahun ini

Analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani berpendapat bahwa prospek sektor telekomunikasi masih akan terus tumbuh. Baik untuk sisa akhir tahun ini ataupun secara jangka panjang. Faktornya adalah kebutuhan data semakin tinggi yang terlihat dari payload data operator masih tumbuh positif sepanjang tahun ini.

“Kebiasaan masyarakat beralih ke digital akibat dampak pandemi dari berbagai aspek, mulai dari pekerjaan, hiburan, hingga berbelanja diproyeksi akan menjadi gaya hidup jangka panjang bahkan setelah pandemi berakhir. Hal ini mendorong kebutuhan internet yang mayoritas masih diakses dengan mobile internet sehingga emiten operator masih akan tumbuh positif ke depannya,” jelas Selvi kepada Kontan.co.id, Jumat (7/8).

Baca Juga: Turun di bisnis legacy, bisnis masa depan Telkom naik 13% jadi Rp 30,39 triliun

Lantas seperti apa rekomendasi untuk emiten telekomunikasi? Simak rekomendasi para analis berikut:

1. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

TLKM catatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 66,9 triliun dengan laba bersih Rp 10,99 triliun pada semester I-2020. Turun tipis, pada periode yang sama sebelumnya, TLKM membukukan pendapatan Rp 69,34 triliun dengan laba bersih 11,07 triliun. Penurunan pendapatan diakibatkan segmen enterprise dan SMS, Fixed dan cellular voice yang sudah diprediksi turun akibat PSBB dan berganti ke digital. Laba bersih turun disebabkan TLKM kembali mencatatkan rugi penurunan nilai investasi atas kepemilikan di Tiphone (TELE) sebesar IDR 342 miliar. Jika tidak disertai rugi ini, sebenarnya TLKM dapat mencatatkan peningkatan laba.

Analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani merekomendasikan beli untuk saham TLKM dengan target harga Rp 4.300 per saham.

2. PT XL Axiata Tbk (EXCL)

Pendapatan EXCL di kuartal I-2020 sebesar Rp 6,5 triliun atau naik 9% secara yoy. Kenaikan ini tidak terlepas dari pendapatan segmen data yang kuat sebesar Rp 5,2 triliun atau naik 18,3% secara yoy. Di sisi lain, keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara sebesar Rp 1,6 triliun membawa laba bersih EXCL naik signifikan menjadi Rp 1,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 57,2 miliar.

Analis Kresna Sekuritas Etta Rusdiana merekomendasikan untuk beli saham EXCL dengan target harga Rp 4.320 per saham.

Baca Juga: TOWR Tetap Ekspansif, Belanja Modal Sudah Terserap 65%

3. PT Indosat Tbk (ISAT)

ISAT catatkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 13,45 triliun atau naik 9,4% secara year on year (yoy) dari Rp 12,39 triliun sepanjang semester I-2020. Pendapatan seluler ISAT meningkat 11,8% dibandingkan dengan semester I-2019. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan pendapatan data dan jumlah pelanggan seluler ISAT juga naik 0,9% yoy menjadi 57,2 juta. Meski masih merugi, ISAT sedikit mengalami perbaikan. Pada semester I-2019 merugi Rp 321,30 miliar namun pada semester I-2020 membaik jadi rugi Rp 317,66 miliar. Namun, di tengah pandemi virus corona, 

Analis Mirae Asset Sekuritas Lee Young Jun merekomendasikan untuk beli saham ISAT dengan target harga Rp 3.050 per saham.

4. PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)

FREN berhasil catatkan kenaikan pendapatan hingga 41,98% pada semester I-2020 setelah membukukan Rp 4,30 triliun. Kendati demikian, FREN masih catatkan kerugian sebesar Rp 1,22 triliun atau naik 14% dari semula Rp 1,07 triliun. Peningkatan rugi bersih ini tidak terlepas dari kenaikan beban bunga dan keuangan lainnya. 

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana merekomendasikan untuk hold saham FREN dengan target harga Rp 160 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×