Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Posisi rupiah perkasa pada transaksi perdagangan hari ini (23/10). Bahkan penguatannya merupakan yang terbesar dalam sepekan terakhir.
Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 10.11 WIB, rupiah di pasar spot menguat 1,1% menjadi 13.511 per dollar AS. Ini merupakan penguatan terbesar dalam sepekan terakhir.
Bahkan, pada transaksi sebelumnya, penguatan rupiah sempat mencapai 1,7%. Meski demikian, sepanjang pekan ini, penguatan rupiah hanya sebesar 0,1%.
Sementara itu, penguatan rupiah juga terjadi berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Hari ini, kurs JISDOR rupiah berada di posisi 13.491 per dollar AS. Artinya, kurs JISDOR rupiah menguat 1,09% dari posisi kemarin (22/10) yang berada di level 13.640 per dollar.
Menurut analis, kebijakan ekonomi jilid V yang dirilis pemerintah menyokong rupiah. Salah satunya menyangkut revaluasi aset di bidang properti.
Kebijakan ini dikeluarkan karena masih banyak perusahaan yang belum melakukan revaluasi aktiva dengan adanya perubahan nilai aktiva, baik akibat inflasi maupun depresiasi rupiah.
Pemerintah berharap, dengan adanya kebijakan ini, perusahaan dapat meningkatkan performa finansialnya melalui perbaikan nilai asset yang terkena dampak depresiasi rupiah dan inflasi.
"Kami rasa dampak kebijakan ini dapat terlihat dalam beberapa bulan ke depan seiring langkah perusahaan mengambil kesempatan untuk melakukan revaluasi aset," jelas Heru Irvansyah, ekonom PT BNI Securities di Jakarta kepada Bloomberg.
Sentimen lain yang menyokong langkah rupiah adalah spekulasi penggelontoran quantitative easing (QE) oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada Desember mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News