kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -20.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Dua sentimen yang bikin rupiah gagah pagi ini


Jumat, 23 Oktober 2015 / 10:57 WIB
Dua sentimen yang bikin rupiah gagah pagi ini


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Posisi rupiah perkasa pada transaksi perdagangan hari ini (23/10). Bahkan penguatannya merupakan yang terbesar dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, pada pukul 10.11 WIB, rupiah di pasar spot menguat 1,1% menjadi 13.511 per dollar AS. Ini merupakan penguatan terbesar dalam sepekan terakhir.

Bahkan, pada transaksi sebelumnya, penguatan rupiah sempat mencapai 1,7%. Meski demikian, sepanjang pekan ini, penguatan rupiah hanya sebesar 0,1%.

Sementara itu, penguatan rupiah juga terjadi berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Hari ini, kurs JISDOR rupiah berada di posisi 13.491 per dollar AS. Artinya, kurs JISDOR rupiah menguat 1,09% dari posisi kemarin (22/10) yang berada di level 13.640 per dollar.

Menurut analis, kebijakan ekonomi jilid V yang dirilis pemerintah menyokong rupiah. Salah satunya menyangkut revaluasi aset di bidang properti.

Kebijakan ini dikeluarkan karena masih banyak perusahaan yang belum melakukan revaluasi aktiva dengan adanya perubahan nilai aktiva, baik akibat inflasi maupun depresiasi rupiah.

Pemerintah berharap, dengan adanya kebijakan ini, perusahaan dapat meningkatkan performa finansialnya melalui perbaikan nilai asset yang terkena dampak depresiasi rupiah dan inflasi.

"Kami rasa dampak kebijakan ini dapat terlihat dalam beberapa bulan ke depan seiring langkah perusahaan mengambil kesempatan untuk melakukan revaluasi aset," jelas Heru Irvansyah, ekonom PT BNI Securities di Jakarta kepada Bloomberg

Sentimen lain yang menyokong langkah rupiah adalah spekulasi penggelontoran quantitative easing (QE) oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada Desember mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×