Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana kelolaan industri reksadana diproyeksikan masih akan terus tumbuh pada sisa tahun ini. Membaiknya kondisi pasar serta masih tingginya jumlah investor baru reksadana akan mendukung pertumbuhan dana kelolaan alias Asset Under Management (AUM).
Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dana kelolaan industri reksadana tercatat sebesar Rp 551,76 triliun per akhir September 2021.
Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi meyakini, angka ini masih akan bertambah ke depannya. Faktor pendorongnya adalah pemulihan ekonomi di kuartal IV-2021 yang akan menjadi katalis positif untuk pasar reksadana.
Selain itu, menurutnya, pertumbuhan investor reksadana yang masih akan berlanjut juga turut jadi faktor yang mendorong pertumbuhan AUM industri reksadana ke depan.
Baca Juga: Dana kelolaan industri reksadana naik Rp 9,23 triliun pada September 2021
Senada, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengungkapkan, bertambahnya jumlah investor reksadana akan memberikan snowball effect. Ia meyakini, ketika basis investor terus naik, dana kelolaan akan ikut terus naik. Hal ini juga akan terus memicu pertumbuhan investor, dan begitu seterusnya.
“Apalagi, sekarang fintech juga sudah semakin banyak memasarkan produk reksadana. Dengan akses yang semakin mudah, literasi keuangan yang membaik, hal ini akan membuat industri reksadana terus tumbuh,” jelas Wawan ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/10).
Pada sisa tahun ini, Wawan juga optimistis dana kelolaan industri reksadana masih akan tumbuh seiring terdapat tiga sentimen yang mendukung. Pertama, angka kasus harian Covid-19 yang terus turun sehingga membuat PPKM akan dicabut. Kedua, kenaikan harga komoditas energi akibat krisis di Eropa maupun China akan jadi sentimen positif hingga akhir tahun ini.
Ketiga, ekspektasi akan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik pada kuartal IV-2021. Hal ini membuat saham-saham LQ45 yang sempat tertekan sebelumnya, berangsur-angsur akan naik dan mendukung kinerja reksadana saham.
“Berkaca dari akhir tahun lalu, jelang akhir tahun, pasar saham bergerak tajam seiring antisipasi pertumbuhan ekonomi yang membaik. Hal yang sama akan kembali terulang pada tahun ini,” imbuh Wawan.
Namun, Wawan menyoroti reksadana pendapatan tetap berpotensi sedikit terdampak oleh sentimen tapering untuk jangka pendek. Oleh karena itu ia meyakini reksadana pasar uang dan reksadana saham akan menjadi yang mencatatkan pertumbuhan cukup tinggi pada sisa akhir tahun ini.
Ia pun memperkirakan dana kelolaan industri reksadana bisa tumbuh sekitar 5% dari posisi saat ini pada akhir tahun nanti. Sedangkan Reza memproyeksikan dana kelolaan bisa naik 8-10%.
Selanjutnya: Jelang tapering, reksadana saham berdenominasi dolar AS dinilai makin menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News