Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) catatkan perolehan yang mentereng pada kuartal ketiga 2021. Pendapatan WOOD meningkat 12,4% secara kuartalan menjadi Rp 1,38 triliun. Perolehan tersebut membawa pendapatan kumulatif WOOD mencapai Rp 3,5 triliun atau naik 89,6% secara year on year.
Kinerja ekspor masih jadi penopang utama kinerja WOOD dengan berkontribusi terhadap 96% terhadap total pendapatan. Sementara dari sisi produk, komponen bangunan yang berkontribusi terhadap 61% dari total pendapatan mencatatkan pertumbuhan tertinggi, yakni 150% di sembilan bulan pertama 2021. Kemudian diikuti furnitur dengan pertumbuhan 50% secara yoy.
Sementara dari sisi bottom line, emiten produsen produk kayu ini mencatatkan laba bersih sebesar Rp 134 miliar atau tumbuh 11,8% secara kuartalan. Alhasil, total laba bersih WOOD sepanjang Januari - September sebesar Rp 356 miliar atau naik 88,1% secara yoy.
Baca Juga: Kinerja tumbuh, harga saham Integra Indocabinet (WOOD) masih tertinggal
Analis BRIDanareksa Sekuritas Natalia Sutanto dalam risetnya pada 9 November menuliskan, perolehan bottom line WOOD tersebut sudah sejalan dengan proyeksinya karena telah memenuhi 82% dari proyeksinya. Ia mengekspektasikan kinerja solid WOOD akan kembali terjadi di kuartal IV-2021.
Menurutnya, pangsa ekspor masih akan menjadi faktor pendorong utamanya. Terlebih lagi, selepas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, dan implementasi larangan produk China yang masuk ke AS, memperlebar pangsa ekspor WOOD ke depan.
“Untuk Indonesia, pangsa pasar AS diperkirakan akan meningkat menjadi 6% dari 4,6% pada 2020 silam. Apalagi, ditambah adanya peluang untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh China sehingga akan membuka jalan bagi pertumbuhan pendapatan WOOD di masa depan,” tulis Natalia dalam risetnya.
Selain itu, Natalia juga menyoroti WOOD yang punya akses ke bahan baku yang melimpah di mana WOOD memiliki 163.425 ha konsesi hutan bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC) untuk memanfaatkan pasar ekspor.
Baca Juga: Pasar AS Masih Menopang Kinerja WOOD
Tak hanya melimpah, bahan baku WOOD juga telah memenuhi berbagai persyaratan ketat untuk melayani pasar furnitur AS. Di satu sisi, WOOD juga memiliki hubungan baik dengan retailers internasional seperti Target, Costco, Hampton Lumber, dsb dengan rekam jejak yang terbukti untuk memesan repeat order.
Natalia memproyeksikan, pertumbuhan rata-rata tahunan laba WOOD untuk 2021-2023 akan sebesar 22,3%. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan serta diiringi dengan margin yang stabil ke depan.
“Kami juga memperkirakan kontribusi pendapatan yang seimbang antara komponen bangunan (pengakuan pendapatan 1-2 bulan) dan furnitur (3-6 bulan) untuk mempertahankan margin dan meningkatkan arus kas WOOD,” ujar Natalia.
Pada tahun ini, BRIDanareksa Sekuritas memproyeksikan WOOD bisa membukukan pendapatan dan laba bersih masing-masing Rp 4,34 triliun dan Rp 436 miliar. Sementara untuk tahun depan, masing-masing Rp 5,03 triliun dan Rp 547 miliar. BRIDAnareksa mempertahankan rekomendasi beli untuk saham WOOD dengan target harga Rp 1.200 per saham.
Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) yakin sales order terus meningkat sampai tutup tahun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News