kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditopang permintaan, TINS prediksi harga timah global ada di atas US$ 30.000 per ton


Rabu, 08 September 2021 / 20:09 WIB
Ditopang permintaan, TINS prediksi harga timah global ada di atas US$ 30.000 per ton
ILUSTRASI. PT Timah merupakan pemasok balok timah terbesar di dunia. . (Bangka Pos /Teddy Malaka)


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) memprediksi, harga timah global hingga akhir tahun 2021 dapat bertahan di atas level US$ 30.000 per metrik ton. Per Rabu (7/9), harga timah di London Metal Exchange berada di level US$ 32.093 per metrik ton atau turun 10,35% dari harga penutupan tertinggi pada 18 Agustus 2021 di level US$ 35.798 per metrik ton.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk Wibisono mengatakan, harga timah global memang masih menunjukkan volatilitas. Akan tetapi, secara fundamental, pasokan timah di London Metal Exchange dan Shanghai Futures Exchange memperlihatkan penurunan. 

"Artinya, masih ada permintaan dari end user. Oleh karena itu, perusahaan meyakini harga masih bisa di atas level US$ 30.000 per metrik ton hingga akhir tahun," ucap Wibisono dalam acara konferensi pers secara virtual, Rabu (8/9).

Dari segi produksi bijih timah, TINS juga mempertahankan target produksi di angka 30.000 ton hingga akhir tahun. 

Baca Juga: Pabrik pemisahan sudah dibangun, Timah (TINS) cari mitra untuk mengolah rare earth

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Abdullah Umar mengatakan, terjadi peningkatan produksi pada kuartal II-2021 dibanding kuartal I-2021 walau belum begitu besar. 

"Kami optimistis pada kuartal III dan kuartal IV akan terjadi kenaikan lagi sehingga target kami di akhir tahun masih bisa terpenuhi," imbuh Abdullah.

Meskipun begitu, produksi bijih timah TINS sepanjang semester I 2021 sebenarnya merosot 54% year on year (yoy) menjadi 11.457 ton. Salah satunya disebabkan oleh adanya kendala akibat pandemi Covid-19. 

Alhasil, produksi logam timah TINS ikut turun 57% yoy menjadi 11.915 metrik ton dan penjualan logam timah merosot 60% yoy menjadi 12.523 metrik ton. 

Meskipun begitu, harga rata-rata jual timah yang melesat 69% yoy dari US$ 16.461 per metrik ton menjadi US$ 27.858 per metrik ton sepanjang semester I 2021 berhasil menahan penurunan pendapatan TINS. Sepanjang Januari-Juni 2021, pendapatan TINS tercatat turun 27% yoy, dari Rp 8,03 triliun menjadi Rp 5,87 triliun. 

Di sisi lain, EBITDA TINS melesat 199% yoy, dari Rp 348 miliar menjadi Rp 1,04 triliun. Pada akhirnya, TINS pun mampu membalikkan posisi bottom line, dari sebelumnya rugi bersih Rp 390 miliar menjadi laba bersih Rp 270 miliar.

Wibisono mengungkapkan, terdapat empat faktor pendorong kinerja utama perusahaan di semester pertama. Empat faktor tersebut adalah peningkatan kinerja operasional anak perusahaan, efisiensi di seluruh lini operasional, implementasi strategi keuangan khususnya dalam menekan beban keuangan, dan kenaikan harga logam timah yang signifikan di pasar komoditas dunia.

Selanjutnya: Timah (TINS) berbalik untung pada semester I 2021, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×